Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jika Gagal Jadi PNS DKI, Eks Atlet Timnas PSSI Ini Jual Medalinya

Kompas.com - 27/08/2014, 15:50 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Penghargaan pemerintah terhadap mantan atlet nasional berprestasi diuji. Seorang mantan atlet sepak bola era '80an bernama Marsuki (46) berniat menjual dua medali emas dan satu medali perunggu jika gagal menjadi pegawai negeri sipil (PNS) di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Diah Renatih (50) istri Marsuki menceritakan, niat sang siami untuk menjadi PNS di DKI muncul lantaran kesejahteraan keluarganya yang kian terpuruk. Tahun 2013 silam, Marsuki mencoba peruntungan dengan mengikuti seleksi PNS. Namun gagal lantaran diduga adanya kecurangan.

"Badan Kepegawaian Daerah (BKD) sudah mengakui ada kecurangan itu. Tapi, suami saya tetap tidak lolos menggantikan mereka yang digagalkan karena curang," ujar Diah di Balaikota, Selasa (27/8/2014).

"Akhirnya dibilang sama petugasnya. Kenapa enggak masuk lewat jalur prestasi saja. Itu bisa melalui rekomendasi gubernur atau wakil gubernur," kata Diah.

Kepercayaan diri Marsuki menguat. Prestasi sebagai striker PSSI, klub Barito Putra dan Bandung Raya di berbagai kompetisi tingkat nasional hingga internasional memantapkan niat menjadi abdi masyarakat tersebut. Tentu, selain tunjangan kesejahteraan yang terjamin.

Selasa pagi, Diah dan putri bungsunya hendak bertemu Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.

Diah bermaksud audiensi dengan Basuki soal kemungkinan suaminya diangkat menjadi PNS. Mengapa bukan Marsuki sendiri yang bertemu dengan Wagub?

Diah menuturkan, sejak pensiun dari lapangan hijau 2005 silam, suaminya bekerja sebagai guru honorer di SD 03 Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur. Dia adalah satu-satunya guru olahraga di sana. "Kelas satu sampai kelas enam dia yang ajar semua. Satu tingkatan ada empat kelas. Maka itu saya yang mengurus ini," ujar Diah.

Namun, Diah lagi-lagi menemui jalan gelap. Oleh petugas tata usaha Wakil Gubernur, dia diminta kembali menghadap BKD Pemprov DKI Jakarta. "Kalau memang suami saya enggak bisa pakai jalur prestasi, saya berniat jual medali suami. Dua medali emas dan satu perunggu. Buat nambah biaya anak sekolah," ujar dia.

Maklum saja, kata dia, gaji Rp 1 juta per bulan suami tidak cukup menafkahi keluarga yang hanya mengontrak di Jalan Istiqomah, Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur.

Tambahan uang hanya datang saat suami merangkap menjadi pelatih sekolah sepak bola. Apalagi, dia memiliki lima anak di mana empat orang di antaranya masih menempuh pendidikan.

"Saya hanya mau keluarga saya hidup tidak susah. Anak saya masih kecil-kecil dan harus dibiayai sekolahnya," ujar wanita yang juga mantan atlet lempar lembing di era 80-an itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harapan Masyarakat untuk RTH Tubagus Angke, Nyaman Tanpa Praktik Prostitusi...

Harapan Masyarakat untuk RTH Tubagus Angke, Nyaman Tanpa Praktik Prostitusi...

Megapolitan
Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Mei 2024

Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Mei 2024

Megapolitan
Nahas, Balita di Matraman Tewas Terperosok ke Selokan Saat Main Hujan-hujanan

Nahas, Balita di Matraman Tewas Terperosok ke Selokan Saat Main Hujan-hujanan

Megapolitan
Proyek Pengembangan Stasiun Tanah Abang Ditargetkan Rampung Akhir 2024

Proyek Pengembangan Stasiun Tanah Abang Ditargetkan Rampung Akhir 2024

Megapolitan
Polisi Bakal Pertemukan Perwakilan Warga Klender dan Cipinang Muara demi Atasi Tawuran di Pasar Deprok

Polisi Bakal Pertemukan Perwakilan Warga Klender dan Cipinang Muara demi Atasi Tawuran di Pasar Deprok

Megapolitan
Ketika Si Kribo Apes Usai 'Diviralkan' Pemilik Warteg karena Bayar Makan Sesukanya...

Ketika Si Kribo Apes Usai "Diviralkan" Pemilik Warteg karena Bayar Makan Sesukanya...

Megapolitan
3 Orang Tewas akibat Kebakaran Kapal di Muara Baru

3 Orang Tewas akibat Kebakaran Kapal di Muara Baru

Megapolitan
PPKUKM Akui Tumpukan Sampah 3 Ton Jadi Faktor Utama Sepinya Lokbin Pasar Minggu

PPKUKM Akui Tumpukan Sampah 3 Ton Jadi Faktor Utama Sepinya Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
3 Kapal Nelayan di Muara Baru Terbakar akibat Mesin Pendingin Ikan Meledak

3 Kapal Nelayan di Muara Baru Terbakar akibat Mesin Pendingin Ikan Meledak

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, Demokrat Ungkap Kriteria yang Cocok Jadi Cagub Jakarta

Jelang Pilkada 2024, Demokrat Ungkap Kriteria yang Cocok Jadi Cagub Jakarta

Megapolitan
Upaya Mencari Titik Terang Kasus Junior Tewas di Tangan Senior STIP

Upaya Mencari Titik Terang Kasus Junior Tewas di Tangan Senior STIP

Megapolitan
Pelaku Pembunuhan Kakak Tiri di Medan Serahkan Diri ke Polresta Bogor

Pelaku Pembunuhan Kakak Tiri di Medan Serahkan Diri ke Polresta Bogor

Megapolitan
Cerita Warga Trauma Naik JakLingko, Tegur Sopir Ugal-ugalan Malah Diteriaki 'Gue Orang Miskin'...

Cerita Warga Trauma Naik JakLingko, Tegur Sopir Ugal-ugalan Malah Diteriaki "Gue Orang Miskin"...

Megapolitan
Pendisiplinan Tanpa Kekerasan di STIP Jakarta Utara, Mungkinkah?

Pendisiplinan Tanpa Kekerasan di STIP Jakarta Utara, Mungkinkah?

Megapolitan
STIP Didorong Ikut Bongkar Kasus Junior Tewas di Tangan Senior

STIP Didorong Ikut Bongkar Kasus Junior Tewas di Tangan Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com