Minggu (31/8) pagi, jalan inspeksi Kali Sentiong tampak dipadati warga Kelurahan Kebon Kosong dan sekitarnya. Jalan sepanjang sekitar 50 meter itu ditutup warga. Di atas mereka, di langit Kemayoran, tampak layang-layang berbentuk lambang negara Indonesia Garuda Pancasila, Marilyn Monroe (artis Amerika Serikat), tawon, ikan mujair, ulat dengan tubuh panjang, dan berbagai bentuk layang-layang kreasi lain menari-nari tertiup angin. Selain itu, ada pula koang-koang, layang-layang tradisional, yang dibalut dengan beragam kertas minyak warna-warni.
Warga Jakarta sedang mengikuti festival layang-layang yang dimulai pukul 09.00 dan berakhir 14.00. Festival diawali dengan lokakarya pengenalan jenis layang-layang tradisional berikut proses membuatnya oleh Le Gong Kite Society. Ini adalah organisasi penyuka layang-layang yang berdiri pada 1990.
Festival diikuti 44 kelurahan di Jakarta Pusat. Setiap kelurahan harus menerbangkan koang-koang dan layang-layang hasil kreasi warga.
Ruang publik
Kepala Suku Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jakarta Pusat Triyogo Prasetyo mengatakan, dirinya tidak menyangka warga sangat antusias mengikuti festival tersebut. ”Kami sempat pesimistis karena lokasi ini baru pertama kami digunakan untuk festival,” kata Triyogo.
Apalagi, area tepi Kali Sentiong dinilai kurang memadai untuk menerbangkan layang-layang karena lebarnya hanya 10 meter.
Tahun sebelumnya, festival layang-layang diselenggarakan di lapangan selatan Monumen Nasional.
”Kami mencoba memakai ruang publik di tepi sungai yang selama ini pemanfaatannya belum optimal,” ujarnya.
Bayu Megantara, Sekretaris Kota Jakarta Pusat, mengungkapkan, kegiatan di ruang publik bisa meningkatkan keakraban antara warga. (A05)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.