Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
ADVERTORIAL

Tahun 2014, DKI Akan Selesaikan Pembangunan 4.000 Unit Rusun

Kompas.com - 08/09/2014, 09:11 WIB
advertorial

Penulis

Untuk segera menampung warga yang akan direlokasi dari bantaran sungai dan waduk serta jalan inspeksi di pinggiran rel kereta api, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menargetkan membangun 4.000 unit rumah susun sederhana sewa (rusunawa) di beberapa wilayah DKI Jakarta.

Anggaran yang digunakan berasal dari Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara (APBN), Anggaran dan Pendapatan Belanja Daerah (APBD) serta dari kewajiban para pengembang.

Kepala Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintah Daerah (Pemda) DKI Jakarta, Jonathan Pasodung mengatakan optimis dapat menyelesaikan 4.000 unit rusunawa di Jakarta. Beberapa tower yang dibangun ada di Jakarta Timur, Jakarta Barat dan Jakarta Utara. “Pokoknya akhir 2014 semua yang kita jalani sudah bisa dihunikan," kata Jonathan.

Berdasarkan data Dinas Perumahan dan Gedung Pemda DKI, rusunawa yang dibangun sejak tahun 2012 hingga 2014, adalah Rusunawa Pulogebang, Jakarta Timur sebanyak 24 blok. Lalu, Rusunawa Jatinegara Kaum ada dua blok, yang akan rampung pada Desember 2014.

Selanjutnya, dua blok di Rusunawa Cipinang Besar Selatan (Cibesel), tiga tower di Rusunawa Jatinegara Barat, delapan blok di Rusunawa Daan Mogot, delapan blok di Rusunawa Muara Baru dan enam blok di Rusunawa.

Saat ini, pembangunan rusunawa yang masih berjalan sebanyak 400 unit di Pulogebang, 200 unit di Jatinegara Kaum, 200 di Cibesel, 568 dalam dua tower di Jatinegara Barat. Lalu, 560 unit dalam tiga tower di Tambora ada 3 tower, 8 blok atau 800 di Daan Mogot, 8 Blok atau 800 di Muara Baru, dan di Rawa Bebek yang sempat mangkrak tetapi sudah berjalan lagi sebanyak 6 blok atau 600 unit.

Berdasarkan data dari Dinas Perumahan dan Gedung Pemda DKI, sampai dengan akhir 2013, tercatat sebanyak 3.600 kepala keluarga (KK) yang telah menempati rusun-rusun di Jakarta. Namun, kalau kapasitasnya sudah tidak memadai, maka warga yang tidak terdaftar tidak bisa menempati Rusunawa itu. 

"Seperti di Daan Mogot ada 8 blok disitu. Tadinya kita berpikir kalau yang di Muara Baru tidak muat, di penjaringan Waduk Pluit kita akan geser kesana. Ternyata kebijakannya barusan rapat ada dari Kampung Pulo ada 50. Tergantung prioritas. sangat tergantung dari relokasi yang kita hadapi," jelasnya.

Melihat pembangunan Rusunawa yang terus dikebut oleh Dinas Perumahan dan Gedung Pemda DKI, Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo sangat optimis 4.000 rusun tersebut sudah dapat ditempati mulai September mendatang.

“Rusun kan sudah jadi. Sekarang sudah bisa langsung sosialisasi kepada warga di bantaran dan jalan inspeksi. Agar nanti September bisa langsung ditempati. Sehingga lahan yang ditinggalkan warga segera dapat dibangun dan dilakukan normalisasi,” kata Joko Widodo.

Joko Widodo mengatakan akan memprioritaskan relokasi warga Kampung Pulo. Ratusan warga tersebut akan ditampung di Rusunawa Cibesel, Rusunawa Jatinegara Kaum dan Jatinegara Barat. “Segera lurah, camat dan walikota dikumpulkan untuk disosialisasikan tentang hal ini, supaya relokasi Kampung Pulo segera didahulukan,” ujarnya.

Jokowi menambahkan, saat membangun rusunawa dalam sebuah area, pihaknya juga turut membangun jaringan transportasi publik. Hal ini dilakukan untuk memudahkan warga yang sudah direlokasi.

"Oleh sebab itu pembangunan rusun harus mengelompok, agar kebijakan transportasi publiknya terintegrasi. Ini akan dihubungkan dengan transportasi publik," jelasnya.

 

Syarat Masuk Rusun

Syarat yang dibutuhkan warga yang masuk ke dalam Rusunawa adalah berkartu kependudukan DKI Jakarta. Kemudian, warga juga harus memenuhi formulir PM1. Namun, warga yang akan masuk dan direlokasi ke Rusunawa adalah warga bantaran kali dan sungai. Menurutnya, untuk penghuni Rusunawa tidak ada syarat dari hasil penghasilan warga.

Fasilitas yang akan disediakan dalam rusun tersebut, adalah tempat ibadah,dan pasar tradisional. “Nanti konsepnya, di rusun yang enam lantai, dibawahnya dibuat kosong untuk digunakan sebagai tempat usaha warga penghuni rusun. Untuk rusun lainnya, dibawahnya tetap ada pasar seperti konsep gubernur. Pasar tidak akan berubah fungsi, hanya beberapa fasillitasnya akan kita perbaiki,” paparnya. (adv)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com