Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Karena K-Pop, Peminat Prodi Korea UI Naik 5 Kali Lipat

Kompas.com - 09/09/2014, 17:21 WIB
Laila Rahmawati

Penulis

DEPOK, KOMPAS.com - Program studi (prodi) Bahasa dan Kebudayaan Korea Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB) Universitas Indonesia (UI) didirikan delapan tahun lalu, tepatnya 11 Juli 2006. Pada masa awal, tahun ajaran 2006/2007, prodi Korea menjaring 43 mahasiswa dari 317 orang yang meminati jurusan tersebut.

"Kalau di awal-awal, mungkin mereka (peminat) cuma ikut-ikutan aja. Baru kenal Korea pas masuk. Belajar dari nol di sini," kata Kepala Prodi Korea FIB UI Zaini di Gedung III FIB UI, Selasa (9/9/2014).

Seiring dengan mewabahnya demam Korea atau yang lebih dikenal sebagai K-Pop di Indonesia, dua tahun belakangan peminat jurusan Korea pun membeludak. Berdasarkan data penerimaan mahasiswa tahun 2013, peminat prodi Korea berjumlah 1753, naik lima kali lipat lebih dari jumlah peminat pada 2006.

"Saya ditawari Manajer Pendidikan FIB untuk menambah kuota, tapi saya katakan untuk saat ini, impossible karena jumlah dosen yang tersedia belum mencukupi," kata Zaini. 

Tahun ini, prodi Korea UI menerima 60 mahasiswa yang terbagi dalam tiga kelas. Sejak tiga tahun lalu, prodi Korea juga membuka kelas paralel, selain kelas reguler. Kelas paralel diisi oleh mahasiswa yang masuk dari jalur paralel, yaitu jalur masuk yang tidak ada keringanan biaya kuliah dan tidak ada pula batas umur bagi calon mahasiswa.

Dari 60 mahasiswa prodi Korea angkatan 2014, 19 di antaranya merupakan mahasiswa jalur paralel. Dibanding mahasiswa pada masa-masa awal prodi Korea berdiri, Zaini merasakan perbedaan terhadap mahasiswa sekarang.

"Sekarang, mereka sudah mempersiapkan diri. Banyak yang sudah ikut les bahasa Korea di luar sehingga kuliah tidak seperti mulai dari nol lagi. Selain itu, informasi tentang Korea pun sekarang banyak, tidak seperti dulu," kata Zaini yang merupakan ahli di bidang Korean Studies.

Ia pun tak menampik, faktor K-Pop sebagai salah satu motivasi anak didiknya ingin melanjutkan studi di prodi Korea. Kelas bahasa Korea yang dibuka tiap semester untuk mahasiswa jurusan lain di UI pun selalu jadi rebutan para mahasiswa.

Permintaan menambah kelas pun lagi-lagi tak bisa dipenuhi karena keterbatasan tenaga pengajar. "Dosen prodi Korea hanya 12 orang, termasuk 5 orang native. Ada beberapa yang melanjutkan studi ke luar negeri. Kami masih butuh tenaga pengajar," kata lulusan S1 Sosiologi tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Pecat Ketua RW di Kalideres, Lurah Sebut karena Suka Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin

Pecat Ketua RW di Kalideres, Lurah Sebut karena Suka Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com