Perubahan minat calon mahasiswa pada jurusan Sastra Korea pun terasa. Itu diakui oleh alumnus program studi Bahasa dan Kebudayaan Korea Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB) Universitas Indonesia (UI).
Clarissa Ayu, alumnus angkatan 2010, mengaku memilih Sastra Korea karena peluang kerja yang masih luas mengingat jurusan tersebut pada waktu itu belum banyak dikenal.
Clarissa menuturkan, pada waktu itu, K-pop belumlah tenar di Indonesia. Beberapa teman ayahnya yang mengetahui dia menuntut ilmu di Sastra Korea hanya berkomentar datar.
"Ooh Sastra Korea." "Waah berarti bisa nonton drama Korea tanpa subtitle dong," kata Clarissa menirukan tanggapan orang saat ini ketika tahu dia belajar Sastra Korea.
Alasan peluang kerja juga dikemukakan oleh Miko Toresa, teman seangkatan Clarissa. Miko mengaku tidak mengenal Korea sama sekali sebelum diterima di jurusan Sastra Korea UI.
"Saya direkomendasiin kakak kelas. Katanya, prospek kerja bagus karena jumlah cowok yang bisa bahasa Korea masih sedikit, padahal banyak perusahaan yang membutuhkan cowok yang bisa bahasa Korea," kata Miko.
Miko menuturkan, dari angkatan awal, 2006, sampai angkatannya, rata-rata mengaku masuk ke Sastra Korea karena prospek kerja, ada juga tak sengaja masuk.
Mereka tak mengenal K-pop sebelum masuk bangku kuliah. "Ketika tahun 2012 ada konser pertama K-pop di Indonesia, mulai excited-lah peminat sastra Korea, lalu konser-konser K-pop terus bermunculan sampai sekarang, makin excited-lah," kata Miko.
Reditha, mahasiswa Sastra Korea UI angkatan 2012, memiliki motivasi yang berbeda ketika memilih jurusan Sastra Korea. Seperti yang dikatakan Miko, Reditha sudah mengenal Korea sejak bangku sekolah dasar.
"Sejak SD itu aku sudah punya pikiran untuk ambil sastra pas kuliah. Awalnya masih kepikiran ambil Sastra Jepang, tetapi saat SMA kelas 2, karena kesukaan akan K-pop dan K-drama yang makin besar, aku pilih Sastra Korea sebagai pilihan pertama waktu daftar kuliah," kata mahasiswi yang diterima melalui SNMPTN jalur undangan tersebut.
Karena kecintaan akan musik dan drama Korea pula, Reditha sudah mengambil kursus bahasa Korea sejak sebelum duduk di bangku kuliah. Mengenal Korea sebelum menjadi mahasiswa Sastra Korea juga dialami Aldi, mahasiswa angkatan 2014.
Aldi menyukai variety show asal Korea Running Man sejak kelas 2 SMA. Ia pun dapat membaca hangeul, aksara Korea.
"Saya tertarik sama sejarah dan budaya Korea. Kedua, saya kebetulan punya sepupu yang punya link perusahaan-perusahaan Korea. Kebetulan saya udah ditawarin kerja cuma diharuskan belajar bahasa Korea dulu," kata mahasiswa yang juga memilih Sastra Korea sebagai pilihan pertamanya saat mendaftar kuliah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.