Hal ini salah satunya dialami oleh Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 16, Palmerah, Jakarta Barat. Wakil Kepala SMPN 16, Rino Wikanto, mengatakan, guru harus membeli buku tersebut untuk menyiasati keterlambatan datangnya buku.
"Caranya, ya kita meminta guru pengampuh mata pelajaran itu untuk membeli bukunya dan buku pelengkap lainnya di Gramedia. Enggak mungkin dong guru ngajar tanpa ada buku. Guru kan kreatif pasti," ujar Rino kepada Kompas.com, Kamis (11/9/2014).
Soal pembelian buku, SMPN 16 memang tidak mewajibkan siswanya untuk memilikinya. "Kita enggak minta siswa untuk kemudian beli buku itu karena menyangkut masalah ekonomi juga kan. Yang terpenting guru harus bisa menjelaskan materi yang sesuai dengan kurikulum 2013 ini," tambahnya.
Berbeda dengan SMPN 16, guru SMP Al Azhar, Kemandoran, Jakarta Selatan, justru hanya menggunakan silabus yang ada.
"Kalau untuk beli buku enggak yah. Kita pakai silabus dan materi pengajaran aja yang sesuai dengan kurikulum 2013 tersebut," kata Wakil Kepala SMP Al Azhar, Khodzin.
Khodzin yakin jika buku tersebut akan tiba di sekolahnya pada bulan depan. "Ya, saya sih yakinnya kalo bulan depan, buku itu sudah tiba di sini dan bisa digunakan oleh siswa dan para guru," ungkapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.