Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hashim: Ahok Harusnya Menyontoh Sikap Prabowo dan Kwik Kian Gie

Kompas.com - 15/09/2014, 23:01 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo berpendapat Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama menyontoh sikap Prabowo Subianto dan Kwik Kian Gie.

Pendapat ini terkait sikap Basuki yang menurut Hashim tak menjunjung etika saat keluar dari keanggotaan partainya. "Kepergian" Basuki dari Partai Gerindra, kecam Hashim, tak disertai diskusi apalagi pamit kepada para petinggi partai.

Menurut Hashim, saat Prabowo mundur dari Partai Golkar pada 2008, Prabowo menemui langsung Ketua Umum Golkar saat itu, Jusuf Kalla. Kepada Kalla, kata Hashim, Prabowo tak sekadar menyampaikan surat pengunduran diri, tapi juga memaparkan alasannya keluar.

"Waktu itu Prabowo bilang ke Pak Jusuf Kalla kalau ia ingin menyalurkan aspirasi politik melalui partai lain. Pak Jusuf Kalla bisa mengerti, dan hubungan pribadi Pak Prabowo dan Pak Jusuf Kalla masih baik-baik saja," kata Hashim, saat memberikan siaran pers di Hotel Intercontinental Jakarta, Senin (15/9/2014).

Adapun Kwik, kata Hashim, adalah salah satu kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan yang sering berbeda pendapat dengan ketua umum partai itu, Megawati Soekarnoputri. Namun Kwik sampai saat ini tetap tercatat sebagai kader partai berlambang banteng moncong putih itu.

"Terakhir Pak Kwik berbeda pendapat dengan Ibu Megawati saat pilpres, karena dia mendukung Prabowo. Tapi sampai sekarang dia masih setia dengan PDI-P," imbuh Hashim.

Hashim menyatakan bahwa Gerindra tak pernah mempermasalahkan sikap Basuki yang berbeda dengan partai itu terkait revisi RUU Pilkada. Namun, kata Hashim, seharusnya Basuki mendiskusikan perbedaan sikapnya itu dengan jajaran internal partai.

"Harusnya kan berdiskusi terlebih dahulu. Kalau memang tak ada yang berubah dari keputusan partai, baru menyatakan sikap," imbuh Hashim.

Seperti diberitakan sebelumnya, Basuki memutuskan keluar dari Partai Gerindra, Rabu (10/9/2014), karena tak sepakat dengan partainya soal wacana mengembalikan pemilihan kepala daerah ke DPRD. Menurut Basuki, kepala daerah seharusnya tetap dipilih langsung oleh rakyat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Positif Narkoba

Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Positif Narkoba

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Sabtu dan Besok: Tengah Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Sabtu dan Besok: Tengah Malam Berawan

Megapolitan
Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Megapolitan
Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Megapolitan
Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Megapolitan
Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Megapolitan
Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Megapolitan
Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Megapolitan
Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com