Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PT KAI: Tinggal di Tanah Ilegal, Warga Kebon Melati Tak Dapat Ganti Rugi

Kompas.com - 22/09/2014, 17:55 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Humas PT KAI Daop 1 Agus Komarudin menuturkan bahwa lahan di Kelurahan Kebon Melati, Tanah Abang, Jakarta Pusat, yang ditempati warga adalah ilegal. Agus menegaskan tanah itu bukanlah untuk tinggal atau ditempati karena dapat mengganggu pengoperasian kereta api.

"Sudah jelas itu ilegal. Kami hanya mengembalikan fungsi tanah itu saja," kata Agus kepada Kompas.com, Senin (22/9/2014). Tanah yang berdekatan dengan rel tersebut, menurut Agus, merupakan daerah steril yang tidak boleh dihuni sama sekali. [Baca: Digusur PT KAI, Warga "DPR" Mengadu ke Jokowi]

Agus juga merujuk pada Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian. Secara spesifik, di pasal 178 disebutkan bahwa masyarakat dilarang menanam, membangun, merusak, dan membuat beton di atas atau wilayah rel kereta api.

Penertiban bangunan liar akan mempermudah petugas untuk mengawasi rel dan komponen yang ada di sana, salah satunya aliran listrik atas. Kereta api pun dianggap akan lebih tepat waktu bila tidak ada bangunan liar di sekitarnya.

Dengan begitu, sekali lagi Agus menekankan bahwa tidak ada ganti rugi bagi warga yang terkena penertiban. "Tidak apa-apa kalau mau demo, tetapi kami sudah sesuai peraturan," ujar dia.

Sebelumnya diberitakan seratusan warga "DPR" atau "di pinggir rel" mendatangi kantor Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, Senin (22/9/2014). Mereka memprotes penggusuran permukiman yang dilakukan PT KAI. Mereka menuntut ganti rugi berupa tempat tinggal.

"Kami ke sini minta keadilan. Nasib kami di Jakarta terkatung-katung. Kami minta Jokowi-Ahok menuhin janjinya menyediakan tempat tinggal yang layak, sesuai janjinya dulu," kata seorang pengunjuk rasa, Sunaryo (48).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

Megapolitan
DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Megapolitan
Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Megapolitan
Motor Tabrak Pejalan Kaki di Kelapa Gading, Penabrak dan Korban Sama-sama Luka

Motor Tabrak Pejalan Kaki di Kelapa Gading, Penabrak dan Korban Sama-sama Luka

Megapolitan
Expander 'Nyemplung' ke Selokan di Kelapa Gading, Pengemudinya Salah Injak Gas

Expander "Nyemplung" ke Selokan di Kelapa Gading, Pengemudinya Salah Injak Gas

Megapolitan
Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Megapolitan
Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Megapolitan
Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

Megapolitan
Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com