Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tukang Potong Ayam: Dari Dulu Daerah Matraman Tukang Ayam Semua

Kompas.com - 29/09/2014, 13:44 WIB
Adysta Pravitra Restu

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Keberadaan rumah pemotongan unggas di pemukiman warga tengah menjadi fokus Dinas Kelautan dan Pertanian DKI Jakarta untuk ditertibkan. Mulai 1 Januari 2015, tempat pemotongan di sekitar Jakarta Timur dan Jakarta Pusat akan dipindah ke Rawa Kepiting, Jakarta Timur.

Para pemotong ayam di Jalan Pisangan Utara, Pisangan Baru, Matraman, Jakarta Timur, mengaku bahwa beberapa tempat lain di daerah Matraman sudah lama menjadi lokasi penyalur, penampung, dan pemotongan ayam. [Baca: Ahok: Januari 2015 Tak Boleh Ada Lagi Pemotongan Hewan di Kampung]

"Dari dulu di Utan Kayu sama Pisangan memang tukang ayam semua. Enggak bisa disalahkan juga, ini lingkungan pemotong (ayam)," kata Bani (bukan nama asli) kepada Kompas.com, Senin (29/9/2014).

Ia mengatakan, di lingkungan Pisangan Utara dan Utan Kayu Selatan banyak pemotong. Bahkan, ketua RT pun memiliki tempat pemotongan di rumahnya.

Meski lingkungan setempat adalah area padat penduduk, ia mengakui warganya memiliki profesi yang sama dalam keseharian yakni menggeluti usaha dengan hewan unggas.

Jika ditertibkan, kata dia, pemerintah tidak mampu untuk menampung para pemotong dan penyalur.

"Sekarang begini saja. Di Pisangan banyak pemotong, di Utan Kayu banyak pemotong. Setiap rumah pun pemotong ayam. Terus mau semua ditampung ke Rawa Kepiting? Buat nampung yang Pisangan saja belum muat," ujarnya.

Menurut dia, pemindahan yang akan dilakukan Pemprov DKi Jakarta tidak akan menyeluruh. Sebab, warga yang membuka usaha potong ayam belum tentu mau dipindahkan usahanya ke kawasan Pulogadung itu.

Jika pindah, dia khawatir akan berdampak pada kenaikan harga ke konsumen. Sebab, ongkos ke Pulogadung mahal. "Ya mau bagaimana. Setiap kandang ada pemotongan, tiap perumahan ada juga. Ada yang beli jadi motong sendiri," ujar pemotong di Pisangan Baru Utara itu.

Pemotong lain mengungkapkan bahwa ada temannya yang sudah membayar kontrak sampai 15 tahun ke depan. Hal itu, kata dia, tentu jadi masalah untuk harus dipindahkan ke Pulogadung. Pemerintah, kata dia, bekerja bagus bila berhasil menertibkan tukang ayam pada di satu lokasi.

"Ini tantangan buat mereka (Pemprov). Dari dulu juga isunya 2010 sudah bilang pindah semua, tapi ini masih ada semua di tempatnya," ucap dia.

Saat dikonfirmasi, Kepala Dinas Kelautan dan Pertanian DKI Jakarta Darjamuni, mengaku akan tetap menertibkan pemotong dan penyalur unggas seperti ayam di permukiman warga. Menurut dia, hal ini juga sempat diresahkan warga sekitar karena ditakutkan akan menimbulkan penyakit.

"Mereka itu di tempat tinggal. Kami juga tidak mau ada warga kena penyakit. Lagian penertiban ini tetap menjalankan usaha mereka cuma digabung saja di satu lokasi," kata Darjamuni.

Darjamuni mengatakan, Pemprov DKI Jakarta akan terus menyosialisasikan hal itu kepada paguyuban ayam. Kalau pun tak ingin dipindah, kata dia, mereka tidak boleh lagi usaha semacam itu di lokasi sekarang, apalagi di rumah masing-masing.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

Megapolitan
Mahasiswa di Tangsel Diduga Dikeroyok saat Beribadah, Korban Disebut Luka dan Trauma

Mahasiswa di Tangsel Diduga Dikeroyok saat Beribadah, Korban Disebut Luka dan Trauma

Megapolitan
Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Ada Sistem Pengawasan yang Lemah

Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Ada Sistem Pengawasan yang Lemah

Megapolitan
Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Megapolitan
Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Megapolitan
Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Megapolitan
Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Megapolitan
Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Megapolitan
Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Megapolitan
Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Megapolitan
Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Megapolitan
Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Megapolitan
Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Megapolitan
Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com