Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Sudah 37 Mobil Pemadam, tetapi Kok Enggak Mati-mati, Ya..."

Kompas.com - 11/10/2014, 19:50 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Siti Muntama (54) bingung. Ia berdiri di trotoar Jalan Arjuna Selatan menatap api yang tak kunjung padam meskipun sebanyak 37 unit mobil pemadam kebakaran sudah diturunkan untuk memadamkan api.

"Itu api kok enggak mati-mati ya, sudah satu jam lebih itu api membakar rumah saya dan warga lainnya, tapi enggak padam-padam," ujar ibu berbaju hijau itu kepada Warta Kota, Sabtu (11/10/2014) di lokasi.

Dia mengaku tak tahu asal kebakaran tersebut. Saat api mulai menjalar, dirinya sedang tertidur lelap di rumah miliknya yang seluas kurang lebih 20 meter persegi.

"Lagi tidur tadi, terus warga lainnya rame teriak-teriak api, kebakaran kebakaran. Saya panik langsung keluar saja. Ternyata api sudah besar," tuturnya.

Warga RT 05 RW 10 itu mengaku tak sempat lagi menyelamatkan barang-barangnya karena panik dan menyelamatkan diri.

"Ludes semua, barang abis, rumah kontrakan abis. Mana saya janda lagi, enggak tahu lagi deh mesti tinggal di mana. Paling tinggal di pinggir jalan dulu, nih," ujarnya.

Padahal, rumah kontrakan miliknya yang sebanyak 10 pintu itu, hasilnya digunakan untuk menyambung hidup.

"Enggak tahu deh gimana ke depannya, anak dan cucu saya mau tinggal di mana. Kontrakan abis, padahal lumayan dari 10 kontrakan itu saya bisa menyambung hidup. Kan kontrakan saya hargai Rp 200.000- Rp 500.000, sekarang ludes enggak ada pemasukan," ungkapnya.

Nuryati (40), ketua RT 06 RW 02 juga bernasib sama dengan Siti. Rumah miliknya habis terbakar tanpa sisa. Barang-barang juga ludes terbakar, tak sempat ia menyelamatkannya.

"Saya selamatin surat-surat dulu tadi karena masih jauh api dari rumah saya. Eh pas balik lagi mau selamatin barang, udah dilarang enggak boleh balik lagi. Ya, abis akhirnya barang-barang milik saya," ungkap wanita tersebut sambil memeluk anaknya yang baru pulang sekolah.

Dia tak mengetahui darimana asal api. Berdasarkan obrolan warga sekitar, api berasal dari sebuah rumah kontrakan yang ditinggal pemiliknya kerja.

"Api begitu saja langsung besar, muter-muter di tengah. Apalagi di dekat asal api banyak pengepul rongsokan, nggak aneh kalau api cepat merambat," tuturnya.

Kerugian

Sementara itu, Kasiops Pemadam Kebakaran Kebon Jeruk, Rimpies Romli, mengatakan, belum diketahui berapa jumlah kerugian akibat kebakaran tersebut. Tetapi yang jelas, kata Rimpies, ada ratusan rumah milik warga Kampung Guji Baru yang ludes dimangsa si jago merah.

"Ratusan rumah terbakar, tetapi belum ada data pastinya karena api masih menyala di beberapa bangunan. Tapi tinggal kecil saja, sisanya sudah pendinginan," katanya di lokasi. Untuk korban jiwa, lanjut Rompis sampai saat ini belum ada laporan.

"Kami fokus untuk mendinginkan api terlebih dahulu. Dugaan sementara api dari korsleting listrik dari rumah kontrakan yang dihuni warga bernama Sulis," katanya. (Wahyu Tri Laksono)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com