Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Gerindra Ancam Ahok, Kepala Daerah Dinilai Bisa Dimakzulkan karena Etika

Kompas.com - 07/11/2014, 13:18 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pakar hukum tata negara, Margarito Kamis, menilai tindakan Fraksi Gerindra DPRD DKI Jakarta yang menyarankan Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama untuk mengubah gaya komunikasinya sudah tepat.

Menurut Margarito, gaya komunikasi merupakan bagian dari perilaku seorang pemimpin. Gaya perilaku itu, kata dia, haruslah sesuai etika kesopanan yang berlaku di masyakarat.

"Saya menakar imbauan untuk memperhatikan gaya komunikasi harus dilihat sebagai pesan bijak untuk membuat penyelenggaraaan pemerintahan di DKI berlangsung dengan baik. Menurut saya, imbauan ini cukup berkelas, cukup bijak," kata Margarito kepada Kompas.com, Jumat (7/11/2014). [Baca: Ahok Bisa Bernasib seperti Aceng Fikri?]

Margarito memaparkan, sebagai penyelenggara negara, seorang kepala daerah mutlak untuk membingkai tindak-tanduk segala perbuatannya tidak hanya selaras dengan dengan aturan hukum, tetapi juga kode moral atau etika sesuai dengan kehidupan sosial dan budaya.

"Rasanya tidak ada alasan untuk tak memedulikan klaim moral dan etik yang berlangsung di tengah masyarakat," ucap Margarito. [Baca: Diancam Dimakzulkan seperti Aceng Fikri, Ini Sikap Ahok]

Terlebih lagi, lanjut dia, dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, seorang kepala daerah memang dimungkinkan dimakzulkan dengan alasan etika, meskipun secara tata kelola pemerintahannya berlangsung dengan baik.

Hal itulah yang dialami Bupati Garut Aceng Fikri pada 2012 lalu. "Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah memungkinkan digunakannya pelanggaran etik dalam penyelengaran pemerintahan sebagai dasar dilakukan interpelasi dan angket," ujar dia.

Sebelumnya, Ketua Fraksi Gerindra DPRD DKI Abdul Ghoni menyarankan Ahok untuk memperbaiki gaya komunikasinya apabila nantinya telah resmi menjadi gubernur definitif.

Bila tidak, Ghoni memprediksi bukan tidak mungkin Ahok akan menemui nasib seperti Bupati Garut Aceng Fikri yang dimakzulkan dari jabatannya pada 2012 yang lalu.

"Ahok bisa saja seperti Aceng kalau dia tidak bisa lebih santun dalam berbicara," kata Ghoni, di Gedung DPRD DKI Jakarta, Rabu (5/11/2014).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Positif Narkoba

Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Positif Narkoba

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Sabtu dan Besok: Tengah Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Sabtu dan Besok: Tengah Malam Berawan

Megapolitan
Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Megapolitan
Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Megapolitan
Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Megapolitan
Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Megapolitan
Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Megapolitan
Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Megapolitan
Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com