Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepada Menteri Anies, Guru dan Siswa di Depok Keluhkan Kurikulum Baru

Kompas.com - 14/11/2014, 15:03 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

DEPOK, KOMPAS.com - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan melakukan inspeksi mendadak di dua sekolah di Depok, Jawa Barat, Jumat (14/11/2014). Dalam sidak di dua lembaga pendidikan itu, Anies mengundang guru-guru sekolah untuk melakukan pertemuan.

Pada pertemuan pertamanya dengan guru-guru di SD Negeri 1 Sukmajaya, Anies mendengar keluhan guru soal kurikulum baru 2013. Guru mengeluh kesulitan untuk menerapkan sistem penilaian siswa secara deskripsi. [Baca: Cara Anies Ungkap Metode Mengajar yang "Salah" di Sekolah]

Penilaian ini membingungkan dan dirasa guru menyita banyak waktu. Anies bertanya guru memilih Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) atau kurikulum 2013. Secara kompak, para guru menjawab memilik kurikulum KTSP. "Kami lebih memilih kurikulum KTSP Pak," kata Entin (52), menjawab pertanyaan dan guru lainnya secara serempak.

Anies mendengar paparan dari para guru bahwa kurikulum baru saat ini, memang menguntungkan bagi siswa. Siswa menjadi lebih aktif di dalam kelas.

"Lebih baik untuk anak kurikulum 13. Hanya bagi guru penilaiannya jadi lebih sulit. Keberatannya di penilaiannya saja. Jabarannya banyak banget, Pak," ujar seorang guru lain.

Seorang guru bercerita, bagaimana dia memiliki total 67 orang siswa dari dua kelas. Ia mengaku kesulitan untuk memberikan penilaian deskripsi terhadap murid sebanyak itu.

Anies terlihat mengangguk dan mencatatnya di buku kecil. Keluhan yang sedikit berbeda didengar Anies di SMP Negeri 1 Depok. Pengajar di sana, suka dengan kurikulum 2013, karena dianggap beragam.

"Tetapi administratifnya lebih sulit, misalnya membuat LPP dan penilaian yang beragam. Kalau KTSP secara umum, penilaiannya lebih singkat," ujar Teti, salah satu guru Bahasa Inggris di SMP tersebut.

Anies mengaku mendengar semua masukan terkait kurikulum baru ini baik dari pengajar maupun murid. Guru dan murid menyatakan kurikulum 2013 terasa lebih berat. Ia mengatakan, akan me-review mengenai kurikulum itu.

Meski demikian, Anies menyatakan penerapan kurikulum itu hanya masalah waktu dan proses. Ia berjanji, akan tetap mengedepankan kepentingan siswa. "Karena ini menyangkut bukan soal ego, ini soal masa depan anak-anak kita. Kita lepaskan ego dan lain-lain," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com