Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Anies Ungkap Metode Mengajar yang "Salah" di Sekolah

Kompas.com - 14/11/2014, 12:35 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

DEPOK, KOMPAS.com — Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar Menengah Anies Baswedan menyambangi SD Negeri Sukmajaya di kawasan Parung Serab, Kelurahan Tirtajaya, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok, Jumat (14/11/2014).

Dalam kunjungan ini, Anies menunjukkan bagaimana metode mengajar yang "salah" di sekolah. Anies sempat mengunjungi salah satu ruang kelas siswa SD di sana. [Baca: Ada Sidak Anies Baswedan, Orangtua Siswa Mengeluh Buku Terlambat]

Mengawali perjumpaan dengan para murid, dia memperkenalkan diri sebagai menteri. "Perkenalkan ya, nama saya Pak Anies Baswedan. Saya sekarang bertugas menjadi Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar Menengah," kata Anies, kepada para siswa sekolah.

Anies lantas mengajak siswa-siswi SD di kelas itu belajar berbahasa Inggris. Ia mencoba mengajak salah satu siswa bercakap dengannya. "What is your name?," Anies bertanya.

Salah satu murid yang diajak bercakap oleh Anies sempat salah paham dengan maksud sang menteri. Ia justru mengulang pertanyaan Anies. Setelah mengerti, murid itu lalu menjawab pertanyaan Anies. "My name is Amanda Riska," ujar murid itu.

Anies lalu bertanya kepada beberapa murid lainnya yang ada di kelas. Ia menanyakan dua hal. Pertama, kalau sudah besar, murid-murid itu "mau jadi apa". Kedua, mereka mau "membuat apa" kalau sudah besar.

Banyak anak-anak tahu menjawab pertanyaan "mau jadi apa". Namun, hampir semua bingung dengan pertanyaan "akan membuat apa". "Ketika ditanya mau jadi apa, semua bisa jawab. Namun, ketika ditanya mau buat apa, semuanya bingung. Pertanyaan penting buat anak kita, bukan mau jadi apa, tetapi mau berkarya apa," ujar Anies, setelah keluar ruangan.

"Kita sering mengajarkan anak-anak mengikuti apa yang diajarkan. 'How are you?', pasti semuanya jawab 'I'm fine, thank you'. Seragam seluruh Indonesia. Anda tanya, 'what's your name', my name is... Sama semuanya," kata mantan Rektor Universitas Paramadina ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Megapolitan
Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Megapolitan
Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas 'Bodong', Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas "Bodong", Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com