Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Infrastruktur Air Rentan

Kompas.com - 18/11/2014, 14:00 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Kerusakan saluran induk Tarum Barat, infrastruktur utama yang mengalirkan air baku ke Ibu Kota Jakarta, terus terjadi. Gangguan seperti tanggul atau pintu air jebol atau bocor berulang di saluran sepanjang 52 kilometer itu. Perbaikan menyeluruh perlu ditempuh agar target mutu dan jumlah air tercapai.

Pekan lalu, tanggul Tarum Barat jebol di Sukaluyu, Kecamatan Telukjambe Timur, Kabupaten Karawang. Pasokan air bersih untuk warga di empat kecamatan di Kabupaten Bekasi, yaitu Cikarang Selatan, Cikarang Utara, Lemah Abang, dan Cibarusah, terganggu.

Direktur Pengelolaan Air Perum Jasa Tirta (PJT) II Harry M Sungguh, Senin (17/11/2014), mengatakan, petugas dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum telah menangani kerusakan itu. Mereka mengalihkan aliran untuk sementara waktu sambil memperkuat tanggul dengan pemancangan.

Pasokan air melalui titik itu pun anjlok dari 40 meter hingga 50 meter kubik per detik menjadi 5 meter kubik per detik. Gangguan pasokan terjadi di sebagian wilayah Kabupaten Bekasi.

Menurut Harry, pasokan air baku ke instalasi pengolah air di Jakarta, yaitu di Pejompongan, Buaran, dan Pulogadung, normal karena dipenuhi dari Sungai Cibeet, Cikarang, dan Bekasi. Senin pagi, debit dari ketiga sungai yang dialirkan ke instalasi mencapai 15,8 meter kubik per detik atau setara dengan kebutuhan.

Namun, Kepala Humas PDAM Tirta Bhagasasi Bekasi Endang Kurnaen menambahkan, pasokan air ke Kabupaten Bekasi belum bisa dialirkan hingga Senin siang. Pasokan ke Kota Bekasi dan DKI Jakarta debitnya juga semakin menurun meskipun belum mengganggu aliran air ke pelanggan.

Menurut Endang, empat wilayah di Kabupaten Bekasi, yaitu Cikarang Selatan, Cikarang Utara, Lemah Abang, dan Cibarusah, masih belum teraliri air bersih. Empat wilayah ini mencakup tujuh kecamatan yang bergantung pada pasokan air baku dari saluran induk Tarum Barat.

Akibat jebolnya tanggul itu, kata Endang, debit air yang dialirkan ke Kota Bekasi berkurang 40 persen. ”Informasi terakhir, perbaikan sudah memasuki tahap final. Semoga Selasa sudah normal kembali,” ujarnya.

Manajer Komunikasi PT Aetra Air Jakarta Rika Anjulika mengatakan, pasokan ke instalasi pengolahan relatif normal karena mendapat tambahan dari Sungai Bekasi dan Sungai Cikarang.

”Sejak tanggul dilaporkan jebol, Kamis pekan lalu, sampai hari ini pasokan air baku tidak terganggu,” ujarnya.

Hujan di hulu Sungai Cikarang dan Bekasi, kata Rika, turut membantu pasokan. Selain jumlah yang sesuai kebutuhan, kualitasnya memenuhi syarat baku mutu air minum.

Kepala Divisi Komunikasi PT Palyja Meyritha Maryanie menambahkan, pasokan kepada pelanggan air bersih di wilayah operasi Palyja, khususnya Jakarta Barat dan sebagian Jakarta Utara, tidak terganggu.

Rentan gangguan

Kasus kebocoran dan jebolnya tanggul beberapa kali terjadi pada 2011. Pada 11 Januari 2011, satu dari tujuh pintu air di Bendung Curug, bendung pembagi air dari Waduk Ir H Djuanda Jatiluhur ke saluran induk Tarum Timur (Subang-Indramayu) dan Tarum Barat (Bekasi-Jakarta), jebol. Debit air untuk irigasi, air baku minum, dan industri di Karawang dan Bekasi terganggu.

Pada 31 Agustus 2011, giliran limpasan air di Pondok Kelapa, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur, ambrol dan mengganggu pasokan air ke Jakarta. Beberapa hari kemudian tanggul saluran di daerah itu ambles dan bocor.

Menurut Harry, faktor usia tanggul serta tekanan penduduk membuat saluran yang rampung dibangun pada 1967 itu rentan gangguan. Selain faktor usia, sebagian tanggul tanah diokupasi warga untuk membangun warung, bengkel, hunian. Sebagian warga juga membangun kakus sehingga mengotori air baku.

Menurut Harry, Kementerian Pekerjaan Umum, melalui BBWS Citarum, telah menganggarkan dana untuk normalisasi saluran antara lain dengan mengeruk endapan dan memperkuat tanggul. Perbaikan ini diharapkan bisa memaksimalkan kapasitas saluran dan mengurangi risiko gangguan.

Saluran Tarum Barat, termasuk dalam Proyek Pengairan Jatiluhur, dibangun seiring dengan pembangunan waduk serbaguna Ir H Djuanda pada kurun 1957- 1967. Proyek ini menyasar 123.000 hektar lahan non-pertanian, tadah hujan, dan irigasi setengah teknis untuk diubah menjadi irigasi teknis guna melipatgandakan produksi pangan dari wilayah utara Jawa Barat.

Dengan perbaikan pasokan air, produktivitas lahan di Karawang, Bekasi, Subang, dan Indramayu ditargetkan meningkat dari 1,5 ton beras per hektar menjadi 2,6 ton beras per hektar. Belakangan, fungsi saluran bertambah karena juga mengalirkan air baku untuk industri dan air minum di Karawang, Bekasi, dan Jakarta. (JAL/MKN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sesuai Namanya sebagai Seni Jalanan, Grafiti Selalu Ada di Tembok Publik

Sesuai Namanya sebagai Seni Jalanan, Grafiti Selalu Ada di Tembok Publik

Megapolitan
Panik Saat Kebakaran di Revo Town Bekasi, Satu Orang Lompat dari Lantai Dua

Panik Saat Kebakaran di Revo Town Bekasi, Satu Orang Lompat dari Lantai Dua

Megapolitan
4 Lantai Revo Town Bekasi Hangus Terbakar

4 Lantai Revo Town Bekasi Hangus Terbakar

Megapolitan
Revo Town Bekasi Kebakaran, Api Berasal dari Kompor Portabel Rumah Makan

Revo Town Bekasi Kebakaran, Api Berasal dari Kompor Portabel Rumah Makan

Megapolitan
Jalan Jenderal Sudirman Depan GBK Steril Jelang Jakarta Marathon

Jalan Jenderal Sudirman Depan GBK Steril Jelang Jakarta Marathon

Megapolitan
Rusunawa Marunda Dijarah, Ahok: Ini Mengulangi Kejadian Dulu

Rusunawa Marunda Dijarah, Ahok: Ini Mengulangi Kejadian Dulu

Megapolitan
Ahok Sudah Berubah, Masih Membara, tapi Sulit Maju di Pilkada Jakarta

Ahok Sudah Berubah, Masih Membara, tapi Sulit Maju di Pilkada Jakarta

Megapolitan
Ditanya Soal Kaesang Bakal Maju Pilkada Jakarta, Ahok: Enggak Ada Etika Saya Nilai Seseorang

Ditanya Soal Kaesang Bakal Maju Pilkada Jakarta, Ahok: Enggak Ada Etika Saya Nilai Seseorang

Megapolitan
Bukan Lagi Ibu Kota, Jakarta Diharapkan Bisa Terus Lestarikan Destinasi Pariwisata

Bukan Lagi Ibu Kota, Jakarta Diharapkan Bisa Terus Lestarikan Destinasi Pariwisata

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 23 Juni 2024 dan Besok: Tengah Malam Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 23 Juni 2024 dan Besok: Tengah Malam Cerah Berawan

Megapolitan
Ada Jakarta Marathon, Sepanjang Ruas Jalan Jenderal Sudirman Ditutup hingga Pukul 12.00 WIB

Ada Jakarta Marathon, Sepanjang Ruas Jalan Jenderal Sudirman Ditutup hingga Pukul 12.00 WIB

Megapolitan
Ahok Sentil Kualitas ASN: Kalau Bapaknya Enggak Beres, Anaknya 'Ngikut'

Ahok Sentil Kualitas ASN: Kalau Bapaknya Enggak Beres, Anaknya "Ngikut"

Megapolitan
Perayaan HUT Jakarta di Monas Bak Magnet Bagi Ribuan Warga

Perayaan HUT Jakarta di Monas Bak Magnet Bagi Ribuan Warga

Megapolitan
Ada Kebakaran di Revo Town, Stasiun LRT Bekasi Barat Tetap Layani Penumpang

Ada Kebakaran di Revo Town, Stasiun LRT Bekasi Barat Tetap Layani Penumpang

Megapolitan
HUT Jakarta, Warga Asyik Goyang Diiringi Orkes Dangdut di Monas

HUT Jakarta, Warga Asyik Goyang Diiringi Orkes Dangdut di Monas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com