Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembangunan MRT, Masih Banyak Lahan Belum Dibebaskan

Kompas.com - 18/11/2014, 14:15 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Satu bulan menjelang batas akhir pembebasan lahan proyek pembangunan mass rapid transit, masih banyak lahan yang belum dibebaskan. Di Jakarta Selatan, dari 612 bidang lahan yang akan dipakai, baru 240 yang sudah dibebaskan.

Ketua Panitia Pengadaan Tanah Jakarta Selatan Wahyu Haryadi, Senin (17/11), di Jakarta, menjelaskan, lahan yang termasuk dalam proyek mass rapid transit (MRT) tersebar di 10 kelurahan, yakni Lebak Bulus (121 bidang), Pondok Pinang (65), Cilandak Barat (160), Gandaria Selatan (49), Cipete Selatan (54), Cipete Utara (8), Pulong (100), Kramat Pela (10), Melawai (13), dan Gunung (32). Wilayah itu termasuk dalam pembangunan MRT tahap I (Lebak Bulus-Bundaran HI).

Dari jumlah itu, 235 bidang lahan selesai dibebaskan pada tahun 2013 dan lima lainnya dibebaskan tahun 2014. Sebanyak 372 bidang lahan masih dalam tahap musyawarah dan pemberkasan.

”Harga lahan yang terlalu tinggi dan tak sesuai dengan NJOP (nilai jual obyek pajak) menjadi pemicu sulitnya pembebasan,” kata Sekretaris Pemerintah Kota Jakarta Selatan itu.

Terjadi merata

Wahyu mengatakan, masalah pembebasan lahan terjadi merata di semua kelurahan. Di Kelurahan Kramat Pela, misalnya, harga lahan sesuai NJOP Rp 33 juta per meter persegi. Namun, ada warga yang meminta lahannya dibeli dengan harga Rp 50 juta per meter persegi.

Wakil Lurah Kramat Pela Adi Krisno mengatakan, warga beralasan, harga lahan di belakang bangunannya mencapai Rp 50 juta per meter persegi. ”Dia minta diganti sesuai harga itu karena bangunannya harus mundur 1 meter dari posisi semula. Dia ingin membeli lahan di belakang bangunannya,” kata Adi.

Masalah negosiasi harga lahan yang belum mencapai kesepakatan juga terjadi di Kelurahan Cilandak Barat. Di wilayah ini bidang lahan warga yang terpakai berukuran 1-619 meter per segi. Harga sesuai NJOP Rp 15 juta- Rp 16,25 juta per meter persegi.

”Beberapa warga kehilangan seluruh halaman depan bangunan mereka. Warga menanyakan apakah ada insentif bagi warga yang lahannya terpakai dalam jumlah besar. Karena itu kesepakatan belum terbentuk,” kata Lurah Cilandak Barat Mundari.

Meski masih banyak lahan belum dibebaskan, Direktur Utama PT MRT Dono Boestami menegaskan, proyek pembangunan MRT tetap berjalan sesuai rencana. ”Pemerintah provinsi sudah berkomitmen untuk menyelesaikan pembebasan lahan pada Desember 2014. Jadi, kami yakin pembangunan MRT akan berjalan sesuai rencana,” katanya. (DNA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menanti Keberhasilan Pemprov DKI Atasi RTH Tubagus Angke dari Praktik Prostitusi

Menanti Keberhasilan Pemprov DKI Atasi RTH Tubagus Angke dari Praktik Prostitusi

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pastikan Beri Pelayanan Khusus bagi Calon Jemaah Haji Lansia

Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pastikan Beri Pelayanan Khusus bagi Calon Jemaah Haji Lansia

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta Siapkan Gedung Setara Hotel Bintang 3 untuk Calon Jemaah

Asrama Haji Embarkasi Jakarta Siapkan Gedung Setara Hotel Bintang 3 untuk Calon Jemaah

Megapolitan
Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

Megapolitan
Mahasiswa di Tangsel Diduga Dikeroyok saat Beribadah, Korban Disebut Luka dan Trauma

Mahasiswa di Tangsel Diduga Dikeroyok saat Beribadah, Korban Disebut Luka dan Trauma

Megapolitan
Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Ada Sistem Pengawasan yang Lemah

Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Ada Sistem Pengawasan yang Lemah

Megapolitan
Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Megapolitan
Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Megapolitan
Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Megapolitan
Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Megapolitan
Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Megapolitan
Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Megapolitan
Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Megapolitan
Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com