Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekjen Gerindra Tuding Mendagri Berpolitik atas Pelantikan Ahok

Kompas.com - 19/11/2014, 19:24 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani menyayangkan sikap Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo yang dianggapnya mengintervensi pelantikan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sebagai Gubernur DKI Jakarta. Menurut Muzani, Mendagri seharusnya netral dalam menyikapi perbedaan tafsir payung hukum soal pelantikan Ahok.

Muzani menyebutkan, Mendagri telah melakukan intervensi karena mengirim surat kepada DPRD DKI Jakarta untuk segera menggelar sidang paripurna yang menetapkan Ahok sebagai gubernur. Padahal, saat surat dikirimkan, waktu dan mekanisme pelantikan Ahok masih menuai perdebatan, khususnya di DPRD DKI Jakarta. Dua kubu dalam DPRD memiliki tafsir berbeda atas pasal-pasal tentang pengisi kekosongan jabatan gubernur berdasarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Wali Kota.

"Mendagri enggak ada hujan geledek tahu-tahu menyurat kepada DPRD, yang intinya segera lakukan persidangan. Awal masalahnya di sini. Mendagri keburu kebelet untuk melakukan intervensi," kata Muzani di Kompleks Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (19/11/2014).

Muzani menyatakan, dia tidak ingin meminta Fraksi Gerindra atau fraksi-fraksi lain dalam Koalisi Merah Putih di DPRD DKI Jakarta untuk menggunakan hak intepelasi. Ia hanya menyayangkan mengapa Mendagri ikut mengintervensi sampai akhirnya Basuki dilantik sebagai Gubernur DKI Jakarta pada Rabu (19/11/2014) di Istana Negara.

"Perbedaan tafsir sama-sama Perppu, tapi satunya pasal ini, satunya pasal itu. Kenapa tidak pakai pasal ini. Mendagri berarti berpihak dalam kasus ini, berpolitik," pungkas Muzani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Massa Buruh Nyalakan 'Flare' dan Kibarkan Bendera di Monas

Massa Buruh Nyalakan "Flare" dan Kibarkan Bendera di Monas

Megapolitan
Ribuan Buruh Ikut Aksi 'May Day', Jalanan Jadi 'Lautan' Oranye

Ribuan Buruh Ikut Aksi "May Day", Jalanan Jadi "Lautan" Oranye

Megapolitan
Bahas Diskriminasi di Dunia Kerja pada Hari Buruh, Aliansi Perempuan: Muka Jelek, Eh Tidak Diterima...

Bahas Diskriminasi di Dunia Kerja pada Hari Buruh, Aliansi Perempuan: Muka Jelek, Eh Tidak Diterima...

Megapolitan
Ribuan Polisi Amankan Aksi 'May Day', Kapolres: Tidak Bersenjata Api untuk Layani Buruh

Ribuan Polisi Amankan Aksi "May Day", Kapolres: Tidak Bersenjata Api untuk Layani Buruh

Megapolitan
Korban Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan, Jasad Mengapung 2,5 Kilometer dari Titik Kejadian

Korban Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan, Jasad Mengapung 2,5 Kilometer dari Titik Kejadian

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com