Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Soal Buruh, Saya Tidak Pernah Berubah

Kompas.com - 28/11/2014, 12:33 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menegaskan tidak akan merevisi nilai upah minimum provinsi (UMP) DKI 2015 sebesar Rp 2,7 juta meskipun banyak pihak, termasuk anggota Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) DPRD DKI William Yani, yang menuntut Basuki untuk merevisi nilai UMP DKI menjadi Rp 3,1 juta.

"Enggak bisa (direvisi nilai UMP). Semua sudah ada dasar penghitungannya, dari survei kebutuhan hidup layak (KHL)," kata Basuki, di Balaikota, Jumat (28/11/2014).

Pria yang akrab disapa Ahok itu mengaku kesal buruh masih saja menuntut revisi UMP. Padahal, UMP 2015 yang nilainya tertinggi dibanding provinsi lainnya adalah UMP Provinsi DKI Jakarta, yakni senilai Rp 2,7 juta.

Dia tak habis pikir mengapa buruh membandingkannya dengan upah minimum kabupaten/kota (UMK) Karawang dan Bekasi yang lebih tinggi dibanding DKI. UMK Kabupaten Karawang sebesar Rp 2.957.450 dan UMK Kota Bekasi sebesar Rp 2.840.000.

"Nilai UMK selalu lebih tinggi dari UMP. UMP tertinggi se-Indonesia siapa? Ya DKI, karena DKI itu jadi satu (kota dan kabupaten). Jadi, kalau Karawang lebih tinggi UMK-nya, Jawa Barat kan tidak menerapkan nilai UMP," kata Ahok kesal.

Tahun ini, kata Basuki, Pemprov DKI sudah menyepakati perbaikan kualitas KHL yang diminta oleh buruh, seperti penggantian tepung terigu ke mi instan, pertambahan kebutuhan air, dan dengan memperhitungkan inflasi.

Namun, kata Ahok, buruh selalu menuntut hal-hal yang di luar akal dia, seperti menonton bioskop dan penggantian buah pepaya serta pisang.

"Buruh dulu pas nilai UMP-nya naik 43 persen muji-muji saya. Tahun 2014 nilai UMP cuma naik 10 persen, bawa-bawa keranda dan maki-maki saya. Saya ini tidak pernah berubah, selalu membantu buruh, mereka saja yang menuntut macam-macam," lanjut Ahok.

"Dulu nilai KHL rendah karena air buat mandi dan minum kurang, makanya saya tambahin. Mereka nuntut pergantian tepung terigu, jadi mi instan, saya sudah ganti lagi, fair sajalah. Makanya, (buruh) dapat nilai UMP Rp 2,7 juta," kata Ahok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Dikenakan Pasal Pembunuhan Berencana

Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Dikenakan Pasal Pembunuhan Berencana

Megapolitan
Tak Sadar Jarinya Digigit sampai Putus, Satpam Gereja: Ada yang Bilang 'Itu Jarinya Buntung'

Tak Sadar Jarinya Digigit sampai Putus, Satpam Gereja: Ada yang Bilang 'Itu Jarinya Buntung'

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Jadi Tersangka, Dijerat Pasal Pembunuhan dan Curas

Pembunuh Wanita Dalam Koper Jadi Tersangka, Dijerat Pasal Pembunuhan dan Curas

Megapolitan
Korban Duga Pelaku yang Gigit Jarinya hingga Putus di Bawah Pengaruh Alkohol

Korban Duga Pelaku yang Gigit Jarinya hingga Putus di Bawah Pengaruh Alkohol

Megapolitan
Geng Motor Nekat Masuk 'Kandang Tentara' di Halim, Kena Gebuk Provost Lalu Diringkus Polisi

Geng Motor Nekat Masuk 'Kandang Tentara' di Halim, Kena Gebuk Provost Lalu Diringkus Polisi

Megapolitan
Banyak Kondom Bekas Berserak, Satpol PP Jaga RTH Tubagus Angke

Banyak Kondom Bekas Berserak, Satpol PP Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Bukan Rebutan Lahan Parkir, Ini Penyebab Pria di Pondok Aren Gigit Jari Satpam Gereja hingga Putus

Bukan Rebutan Lahan Parkir, Ini Penyebab Pria di Pondok Aren Gigit Jari Satpam Gereja hingga Putus

Megapolitan
PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

Megapolitan
Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Megapolitan
Pengemis yang Videonya Viral karena Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Pengemis yang Videonya Viral karena Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Megapolitan
Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Megapolitan
Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Megapolitan
Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Megapolitan
17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com