Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Sejak BBM Naik, Aku Krisis Pulsa"

Kompas.com - 27/11/2014, 09:33 WIB
Jessi Carina

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) memberi dampak yang signifikan bagi banyak kalangan. Salah satunya Tiara Anggraini, buruh di salah satu pabrik di kawasan Cibitung, Bekasi. Tiap harinya, Tiara harus naik dua angkutan umum dari rumahnya di Pekayon, Bekasi, untuk bisa mencapai kantor.

Tiara mengatakan, pasca-kenaikan harga BBM, ongkos angkutan umum menuju kantornya yang mengalami perubahan paling besar. "Tiap naik angkot jadi nambah Rp 2.000. Sama kayak harga bensin," ujar Tiara kepada Kompas.com, Kamis (27/11/2014).

Dari rumahnya, Tiara harus naik angkutan umum menuju kawasan Bulan-Bulan, Bekasi. Bulan-bulan adalah wilayah tempat singgahnya angkutan minibus atau elf dengan tujuan ke daerah industri seperti Cibitung dan Cikarang. Letaknya tak jauh dari Stasiun Bekasi.

Dulu, saat hargaa BBM masih Rp 6.500 per liter, ongkos angkutan dari Pekayon menuju Bulan-Bulan hanya Rp 4.000. Kini, Tiara harus merogoh uang Rp 6.000 untuk jarak perjalanan yang sama.

Setelah tiba di Bulan-Bulan, Tiara biasa menumpang kendaraan minibus atau elf menuju tempat ia bekerja. Sebelum BBM naik, Tiara hanya membayar sebesar Rp 6.000. Tapi kini tidak bisa lagi membayar dengan harga itu. Jika memaksa, kata Tiara, bisa-bisa sang sopir "ngambek" dan berhenti di tengah tol, tidak mau melanjutkan perjalanan. Tiara menambah ongkos Rp 2.000 lagi untuk sopir elf itu, menjadi Rp 8.000.

"Jadi, kalau bolak-balik bisa Rp 28.000 sendiri untuk ongkos," ujar Tiara.

Selain tarif angkot, harga makanan pun juga ikut naik. Biasanya, kata Tiara, dengan uang Rp 10.000, ia sudah bisa membeli makanan yang ada di kantin kantornya. Namun, kini ia harus mengeluarkan uang Rp 13.000 untuk makan siang.

Uang transportasi dan uang makan adalah pengeluaran rutin yang wajib ada. Sehingga, kata Tiara, dia tidak bisa mengorbankan hal itu. Saat ini, Tiara masih hidup bersama orangtua. Sebagai tanda bakti kepada orangtua, beberapa pengeluaran rutin rumah tangga menjadi tanggungan Tiara.

"Aku di rumah bayarin listrik, bayarin kreditan motor, sama beli keperluan bulanan," ujar Tiara.

Sama seperti uang transportasi dan uang makan, semua pengeluaran itu juga tidak bisa ia hilangkan. Tetapi apa daya, dengan gajinya yang masih standar UMP Kabupaten Bekasi, penghematan di sana-sini perlu dilakukan. Akhirnya, Tiara memutuskan memangkas uang pulsanya dan mengurangi anggaran menabungnya.

"Sejak BBM naik, aku krisis pulsa dan enggak rajin menabung," ujarnya.

Hanya itu anggaran yang bisa Tiara pangkas demi berhemat akibat naiknya harga barang pasca-naiknya harga BBM. Pengeluaran pulsa Tiara dicukupkan hanya Rp 50.000 per bulan. Tiara juga tak bisa menabung sebanyak dulu. Tiara mengaku pasrah dan tidak bisa berbuat banyak.

Untuk Presiden RI Joko Widodo yang menaikkan harga BBM, Tiara mengaku memiliki perasaan yang campur aduk. Kecewa, marah, dan tidak mengerti, tapi tak bisa berbuat apa-apa. Dia masih mengingat janji Jokowi akan membuat sejahtera rakyat ketika kampanye dulu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com