Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Gratis Saja Masih Dikit, Bagaimana Bayar?"

Kompas.com - 18/12/2014, 15:56 WIB
Unoviana Kartika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Bus yang disiapkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada awal uji coba pembatasan sepeda motor di Jalan MH Thamrin dan Jalan Medan Merdeka Barat tidak dapat dinaiki dengan cuma-cuma lagi mulai tahun depan. Sejumlah pengguna jasa angkutan tersebut mengomentari rencana tersebut.

"Gratis saja masih dikit (penumpangnya), bagaimana bayar? Tambah dikit pasti," ucap Desy Sulistyawati (27), penumpang bus transjakarta gratis, kepada Kompas.com, Kamis (18/12/2014).

Menurut Desy, jika tujuannya pembatasan sepeda motor adalah untuk menarik minat masyarakat menggunakan transportasi umum, kebijakan tidak menyediakan transportasi gratis adalah kontraproduktif.

"Kalau sudah terbiasa naik motor susah kali ya disuruh naik bus. Kalau kita-kita (pengguna transportasi umum) sih enggak apa-apa bayar, biasanya juga bayar. Tetapi, kalau mereka? Saya enggak yakin mau, deh," ujar ibu satu anak ini.

Menurut Wawan, salah seorang petugas di bus transjakarta gratis, sepinya bus tersebut disebabkan belum tahunya orang akan fasilitas tersebut. "Jujur, saya prediksi bakal ramai sih tadinya, soalnya kan gratis. Nyatanya malah sepi, mungkin orang pada belum tahu. Makanya, saya teriak-teriak saja bilang, 'gratis-gratis', begitu, biar orang pada mau naik," tutur dia.

Serupa dengan Desy, Wandi memperkirakan, ketika bus tersebut tidak lagi gratis, penumpang akan mengalami penurunan kembali. Sebab, bus yang selama ini masih disediakan gratis hanya melayani rute jarak pendek, yaitu hanya Jalan MH Thamrin dan Jalan Merdeka Barat. Beberapa bus diteruskan hingga Semanggi.

"Kalau sama-sama bayar, mungkin banyak penumpang yang memilih naik bus transjakarta biasa, tetapi pengendara motornya enggak tahu deh," ujarnya.

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, pada tahun 2015, pembayaran bus tingkat akan menggunakan kartu elektronik atau e-money, seperti yang diberlakukan untuk transjakarta. Bus tingkat akan dipasangi peralatan on board unit sehingga penumpang yang memiliki kartu akan mengalami pengurangan saldo pada kartunya untuk menaiki bus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com