Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saluran Sudah Diperbaiki, Mengapa Masih Tergenang Saat Hujan?

Kompas.com - 30/12/2014, 09:48 WIB
Unoviana Kartika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melakukan perbaikan saluran air di beberapa titik. Tujuannya adalah untuk mencegah genangan dan banjir yang berpotensi timbul ketika musim hujan. Namun, ketika hujan lebat, genangan masih juga ada di beberapa kawasan yang sistem salurannya telah diperbaiki.

Misalnya di Jalan Prof dr Satrio, Kuningan, Jakarta Selatan. Meski saluran air alias gorong-gorong sudah diperbaiki, kawasan tersebut masih tetap tergenang saat hujan.

“Masih ada genangan setiap hujan, tetapi enggak sampai banjir sih,” kata Alex (30), salah seorang pedagang di sekitar jalan tersebut, Selasa (30/12/2014).

Pengamat Perkotaan dari Universitas Trisakti, Yayat Supriatna, berpendapat, genangan masih terjadi, artinya masih ada yang salah dengan sistem drainase.

“Jika masih ada genangan, artinya sistem drainasenya masih perlu diperbaiki lagi. Namun perlu dilihat juga, kecepatan surutnya genangan,” ujarnya saat dihubungi Selasa (30/12/2014).

Genangan, kata dia, menunjukkan baik buruknya suatu drainase. Bila genangan semakin cepat hilang saat terjadi hujan, maka itu menunjukkan sistem drainasenya semakin baik. “Paling baik kalau tidak ada genangan sama sekali. Namun, kalau genangan semakin cepat hilang, artinya perbaikan drainase berhasil,” jelas dia.

Yayat mengatakan, perbaikan sistem drainase di Jakarta memang perlu terus dilakukan. Apalagi mengingat pesatnya pembangunan yang terus terjadi. Jika masih menggunakan sistem yang lama, maka drainase tidak mungkin lagi menampung air. Ini karena drainase tidak “dibantu” lagi oleh ruang terbuka hijau. Dengan kata lain, volume air yang perlu masuk ke drainase supaya tidak terjadi genangan pun semakin tinggi.

Yayat mengatakan, supaya tidak timbul genangan, interkoneksi antarsaluran juga perlu diperhatikan. Artinya, saat sebuah saluran air diperbaiki tetapi hubungannya dengan saluran lain masih buruk, maka hal itu tidak akan menyelesaikan masalah.

“Perlu diingat, kita punya saluran makro dan mikro. Saluran makro itu sungai, dan ada juga saluran primer, itu yang utamanya (sungai). Sekunder itu penghubung antara primer dan tersier yaitu saluran yang ada di lingkungan,” tutur Yayat.

Ketika saluran primer terus diperbaiki, begitu pula dengan yang tersier, namun saluran sekundernya tidak, maka air dari saluran tersier tidak dapat mengalir dengan baik ke saluran primer. “Maka itulah pentingnya memperbaiki juga saluran sekunder, memperbaiki interkoneksi antarsaluran,” ujar Yayat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya 'Nyentong' Nasi Sendiri

Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya "Nyentong" Nasi Sendiri

Megapolitan
Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Megapolitan
Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Megapolitan
Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Megapolitan
KPU DKI Terima 2 Bacagub Independen yang Konsultasi Jelang Pilkada 2024

KPU DKI Terima 2 Bacagub Independen yang Konsultasi Jelang Pilkada 2024

Megapolitan
Kecamatan Grogol Petamburan Tambah Personel PPSU di Sekitar RTH Tubagus Angke

Kecamatan Grogol Petamburan Tambah Personel PPSU di Sekitar RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Alasan Pria Ini Bayar Sesukanya di Warteg, Ingin Makan Enak tapi Uang Pas-pasan

Alasan Pria Ini Bayar Sesukanya di Warteg, Ingin Makan Enak tapi Uang Pas-pasan

Megapolitan
Bakal Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Tim Pemenangan Noer Fajrieansyah Konsultasi ke KPU

Bakal Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Tim Pemenangan Noer Fajrieansyah Konsultasi ke KPU

Megapolitan
Lindungi Mahasiswa yang Dikeroyok Saat Beribadah, Warga Tangsel Luka karena Senjata Tajam

Lindungi Mahasiswa yang Dikeroyok Saat Beribadah, Warga Tangsel Luka karena Senjata Tajam

Megapolitan
Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Pengamat: Mungkin yang Dipukulin tapi Enggak Meninggal Sudah Banyak

Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Pengamat: Mungkin yang Dipukulin tapi Enggak Meninggal Sudah Banyak

Megapolitan
Cegah Prostitusi, 3 Posko Keamanan Dibangun di Sekitar RTH Tubagus Angke

Cegah Prostitusi, 3 Posko Keamanan Dibangun di Sekitar RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Kasus Berujung Damai, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya di Warteg Dibebaskan

Kasus Berujung Damai, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya di Warteg Dibebaskan

Megapolitan
Kelabui Polisi, Pria yang Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang Sempat Cukur Rambut

Kelabui Polisi, Pria yang Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang Sempat Cukur Rambut

Megapolitan
Menanti Keberhasilan Pemprov DKI Atasi RTH Tubagus Angke dari Praktik Prostitusi

Menanti Keberhasilan Pemprov DKI Atasi RTH Tubagus Angke dari Praktik Prostitusi

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pastikan Beri Pelayanan Khusus bagi Calon Jemaah Haji Lansia

Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pastikan Beri Pelayanan Khusus bagi Calon Jemaah Haji Lansia

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com