"PKL sudah berkurang, pas saya tanya-tanya pengunjung mereka juga bilang kalau sudah tinggal sedikit. Tapi masih ada lah yang bandel-bandel," tutur Rini kepada Kompas.com, Senin (19/1/2015).
PKL yang bandel ini adalah PKL yang masih berjualan secara bebas di dalam kawasan Monas. Bentuk dagangan yang dibawa pun beragam, mulai dari sekadar lapak terpal biasa sampai yang menggunakan gerobak.
Menurut Rini, ngototnya PKL untuk berjualan di dalam Monas ditempuh dengan berbagai cara. Bagi PKL yang barang dagangannya sedikit, misalkan, pedagang tersebut tidak perlu masuk dari pintu utama atau memotong besi pagar, melainkan cukup membungkus dagangannya dengan kantong plastik hitam dan langsung melemparkannya ke atas sampai masuk ke pagar bagian dalam untuk diambil oleh temannya yang sudah berada di dalam.
Menghadapi perilaku PKL yang seperti itu, kata dia, tidak boleh dengan kekerasan seperti yang sudah pernah dilakukan sebelumnya. PKL sebenarnya bisa diberikan arahan asal diberitahu dengan cara yang baik-baik pula.
"Anggap saja PKL kayak anak sendiri. Anak kan ada yang kalem, ada yang bandel. Kita upayakan penertiban PKL ini secara bertahap, enggak bisa cepat-cepat," tutur Rini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.