Alat berat yang mogok di tengah jalan ini merupakan milik UPT Peralatan dan Perbekalan (Alkal) Dinas PU Tata Air DKI Jakarta. Ekskavator amfibi itu akan digunakan di proyek normalisasi di Kali Ancol.
Menurut operator ekskavator, Akhman, dia tidak menduga ekskavator itu tidak kuat melintasi jalan. Alat berat itu hendak dipindahkan dari jembatan sekitar Pintu Masuk Ancol Carnaval ke rumah Pompa Ancol.
"Karena jaraknya cuma 100 meter pindahnya saya pikir kuat. Tapi ternyata mati di tengah perjalanan," ujar Akhman, kepada wartawan di lokasi kejadian, Selasa siang.
Akhman mengatakan, idealnya alat berat itu diangkut menggunakan truk kontainer besar. Namun, dengan alasan waktu ia diminta memindahkannya dengan berjalan biasa. Sebab, jika dengan menggunakan truk, akan memakan waktu berjam-jam.
"Buat mindahin memakai dolly bisa 3 jam. Belum lagi nanti saat diturunkan juga butuh waktu yang sama, jadi ribet dan tidak praktis," ujar dia.
Menurut Mugiyono, kerusakan alat berat itu terjadi lantaran selang oli pada hidrolik bocor sehingga menyebabkan kendaraan tersebut mati. Dia juga mengakui alat berat amfibi bukan untuk dioperasikan di jalan aspal. Jika beroperasi di jalan pun, setiap 50 meter mesti diistirahatkan.
"Alat ini didesain untuk melintas di air, makanya waktu lewat di jalan tekanan klep-nya lebih kencang dari batas kemampuan klep-nya, jadinya mati," ujar Mugiyono.
Pantauan Kompas.com, petugas kepolisian baru tiba pukul 14.00. Kemacetan pun sudah parah merambat hingga satu kilometer. Rencananya, setelah diperbaiki alat ini akan dievakuasi dari lokasi tersebut agar tidak menutupi badan jalan kembali.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.