Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengantinku Bersandal Jepit...

Kompas.com - 28/01/2015, 10:31 WIB
Jessi Carina

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Ribuan pasangan pengantin tampak mengantre di salah satu sisi gedung Istora Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (28/1/2015). Para pasangan terlihat sedang mengantre untuk bisa berfoto di photobooth yang tersedia.

Lebih dari lima booth tersedia untuk memotret momen kebersamaan para pasangan satu per satu. Seorang pengarah gaya juga bersiap di tiap booth-nya. Sepasang pria dan wanita yang tidak lagi muda, tampak canggung diarahkan bergaya di depan kamera.

"Ibunya dipeluk dikit, Pak. Iya begitu, senyumnya jangan kaku, Pak," ujar si pengarah gaya.

Sepasang pengantin itu pun tersenyum malu ke arah kamera. Setelah selesai, sepasang pengantin itu berlalu dan digantikan dengan pasangan lain.

Di sana, memang sedang dilaksanakan nikah massal yang diikuti oleh 5.000 pasangan dari Jabodetabek. Salah satu pengantin wanita, Pipit, terlihat memprotes pengantin prianya.

"Kok pake sendal jepit sih, Pak?" tanya Pipit.

"Ah, ngapain rapi-rapi banget," jawab sang suami, Husein.

Pipit dan Husein ternyata bukan pasangan yang baru menikah. Mereka sudah bertahun- tahun membina rumah tangga. Akan tetapi, buku nikah mereka hilang entah ke mana. Mereka pun memanfaatkan kesempatan nikah massal ini untuk mendapatkan kembali buku nikah.

"Anak saya aja udah dua," ujar Pipit.

Karena bukan pernikahan pertama, Husein merasa tidak perlu berdandan terlalu rapi. Pada "hari pernikahan" ini, Husein hanya mengenakan baju koko, celana panjang berwarna hitam, dan sebuah peci. Tidak lupa, sendal jepit karet menjadi alas kakinya.

Sementara Pipit berdandan sederhana. Hanya busana muslim berwarna putih yang dipadankan dengan sendal sederhana. Namun, bukan sendal jepit.

Pipit dan Husein memang tidak berpakaian pengantin di hari pernikahannya. Akan tetapi, bukan berarti tidak ada yang mengenakannya. Beberapa pasang pengantin terlihat mengenakan pakaian adat daerah. Walau pun, beberapa pengantin juga ada yang justru terlihat seperti tamu undangan yang datang ke pernikahan.

Kesan pernikahan yang sakral begitu jauh dari acara ini. Yang ada hanya kerumunan pengantin yang harus mengantre proses demi proses untuk dapat menyelesaikn acara nikah massal.

Setelah melakukan sesi foto, mereka pun harus kembali mengantre bersama ribuan orang untuk mengambil bingkisan. Kemudian menunggu untuk melakukan akad nikah. "Tapi gapapa namanya juga gratis," ujar Pipit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Megapolitan
Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Megapolitan
Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Megapolitan
Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Megapolitan
Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Megapolitan
Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Megapolitan
Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Megapolitan
Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Megapolitan
Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Megapolitan
Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Megapolitan
Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi 'Pilot Project' Kawasan Tanpa Kabel Udara

Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi "Pilot Project" Kawasan Tanpa Kabel Udara

Megapolitan
Keluarga Korban Begal Bermodus 'Debt Collector' Minta Hasil Otopsi Segera Keluar

Keluarga Korban Begal Bermodus "Debt Collector" Minta Hasil Otopsi Segera Keluar

Megapolitan
Masih di Bawah Umur, Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bogor Tak Ditahan

Masih di Bawah Umur, Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bogor Tak Ditahan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com