Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

16 Pencuri Air Palyja Nantikan Hukuman di Persidangan

Kompas.com - 28/01/2015, 20:24 WIB
Latief

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Terdakwa EF bersama 15 rekannya, Selasa (27/1/2015), telah menjalani sidang kedua di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Utara. EF mengaku bahwa dirinya mengambil air secara ilegal dari pipa Palyja dengan menggunakan pompa miliknya.

Pada sidang kedua yang agenda acaranya mendengarkan keterangan saksi dari pihak kepolisian diketahui, bahwa terdakwa EF mencuri air dari pipa Palyja. EF kemudian menjual air tersebut menggunakan truk-truk tangki berkapasitas 8 ton mengatasnamakan Perusahaan Dagang (PD) "Doa Bersama". Namun, saat penggeledahan, izin usaha Instalasi Pengolahan Air milik EF ternyata juga tidak ditemukan.

Kasus pencurian oleh EF tersebut diklaim sebagai kasus pencurian terbesar yang pernah dibongkar oleh Palyja. Jumlah air yang berhasil diselamatkan mencapai 40 liter/detik atau setara penggunaan 36 ribu pelanggan. Pada persidangan kedua itu terdakwa EF bersama 15 rekannya bersiap menghadapi tuntutan 7 tahun penjara dari pihak Jasa Penuntut.

Meyritha Maryanie, Corporate Communications & Social Responsibility/CCSR Division Head Palyja, mengatakan bahwa di tengah defisit ketersediaan air bersih di Jakarta saat ini, Palyja berusaha keras menurunkan tingkat kehilangan air/Non Revenue Water (NRW).

"Kecilnya tingkat kehilangan air akan meningkatkan kualitas, kuantitas, serta kontinuitas pasokan air bersih ke pelanggan," ujar Meyritha.

Meyritha menambahkan, salah satu program untuk menurunkan tingkat kehilangan air itu adalah dengan cara memberantas pencurian air. Dari hasil kerjasama dengan Polda Metro Jaya bulan September 2014 lalu, Palyja berhasil membongkar pencurian air berkedok Instalasi Pengolahan Air (IPA).

Tak main-main, jumlah instalasi (IPA) yang berhasil dibongkar mencapai 3 unit di lokasi yang sama. Dalam persidangan kedua tersebut, terdakwa EF bersama 15 rekannya bersiap menghadapi tuntutan 7 tahun penjara dari pihak Jasa Penuntut.  

Baca juga: Mengeblok dan Merusak Meteran, Modus Para Pencuri Air Bersih!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com