Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tata Kota Buruk Picu Masalah Pembebasan Lahan

Kompas.com - 07/02/2015, 19:33 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Berlarut-larutnya proses pembebasan lahan untuk pembangunan kereta transportasi massal cepat (mass rapid transit/MRT) merupakan imbas tata kota yang buruk. Tata kota yang tidak terencana dengan baik membuat ketidakjelasan pembagian lahan untuk pemukiman; pembangunan infrastruktur, seperti jaringan transportasi massal; dan peruntukan lain.

Demikian disampaikan Kepala Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia I Kadek Dian Sutrisna Artha, Jumat (6/2/2015).

Menurut Kadek, buruknya tata kota itu membuat setiap kali ada rencana pembangunan yang membutuhkan pembebasan lahan selalu terjadi proses alot. Di sisi lain, pembebasan lahan dibutuhkan agar proyek yang menyangkut kebutuhan masyarakat luas ini bisa segera selesai dan beroperasi.

Terkait proyek MRT di Jakarta, Kadek mendesak pemerintah segera melakukan dialog dengan pemilik tanah.

”Pembicaraan dan negosiasi dengan pemilik tanah harus terus dilakukan. Dalam negosiasi ini, pemerintah perlu menyampaikan rencana pembangunan dan imbasnya, yakni penggunaan lahan yang dimiliki warga,” ujarnya.

Sehari sebelumnya, Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Yusmada Faizal mengatakan, sekitar 20.000 meter persegi lahan yang akan digunakan untuk proyek pembangunan MRT belum bebas. Separuh lahan itu akan digunakan untuk pembangunan stasiun MRT.

Menurut Yusmada, lahan untuk stasiun yang belum bebas antara lain berada di Fatmawati, Blok A, dan Cipete di Jakarta Selatan. ”Untuk jalur MRT tidak perlu pembebasan lahan karena menggunakan tiang atau berada di bawah tanah. Namun, yang terpenting adalah lahan untuk stasiun dan depo karena lahan harus dilebarkan,” katanya di Jakarta, Kamis.

Ia menambahkan, tenggat yang diajukan PT MRT Jakarta adalah Maret 2015 saat mereka akan mulai pembangunan stasiun.

”Jadi kami memang harus kerja cepat walaupun antara pembebasan lahan dan pembangunan fisik masih bisa berjalan seiring,” ujarnya.

Saat ini lahan untuk pembangunan depo MRT di bekas Stadion Lebak Bulus sudah hampir 100 persen bebas. Apabila ditemukan kesulitan pembebasan lahan di lapangan, menurut dia, pihak Panitia Pembebasan Lahan dan wali kota akan melakukan berbagai pendekatan kepada para pemilik lahan.

Sudah lewat tenggat

Direktur Utama PT MRT Jakarta Dono Boestami mengatakan, pembebasan lahan dilakukan per persil sesuai surat tanah dan merupakan kewenangan Pemprov DKI Jakarta. Sebenarnya, tenggat pembebasan lahan ini sudah lewat dari jadwal yang ditentukan.

”Kami kembalikan kepada Pemprov DKI karena memang masalah lahan ini tanggung jawab mereka sesuai dengan persyaratan pinjaman dari Jepang. Sebagian besar lahan yang belum bebas berada di sepanjang Jalan Fatmawati menuju Blok M,” kata Dono.

Dengan kondisi ini, jadwal kerja proyek pembangunan MRT harus disesuaikan dengan lahan yang bisa disediakan Pemprov DKI. ”Yang sudah beberapa kali kami ingatkan, PT MRT ini sudah berdiri sejak tahun 2008. Jadi seharusnya masalah pembebasan lahan ini sudah selesai lama sebelum kami bergabung pada Maret 2013,” ujar Dono.

MRT fase I (Lebak Bulus-Bundaran HI) dijadwalkan selesai dibangun tahun 2016 dan mulai beroperasi tahun 2017. Hanya ada waktu dua tahun untuk menyelesaikan pembangunan tersebut. (FRO/ART)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Megapolitan
Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Megapolitan
Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Megapolitan
Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Megapolitan
Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Megapolitan
Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Megapolitan
Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Megapolitan
Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Megapolitan
Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Megapolitan
Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Megapolitan
Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut   Investasi SDM Kunci Utama

Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut Investasi SDM Kunci Utama

Megapolitan
Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Megapolitan
Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com