"Menurut pengakuan korban, pengeroyokan terjadi karena adanya kesalahpahaman. Korban mengaku menegur para siswa yang sedang nongkrong, kemudian terjadi adu mulut, disusul dengan pengeroyokan," ujar Retno di SMAN 3, Setiabudi, Jakarta Selatan, Rabu (11/2/2015).
Retno menambahkan, Erik mengaku dipegangi beberapa siswa, lalu dipukul, sampai akhirnya ditolong oleh warga sekitar. Erik juga mengaku sempat tidak sadarkan diri.
Sebelumnya, para siswa mengatakan, pengeroyokan dilakukan karena Erik melecehkan seorang siswa perempuan. Namun, Retno membantah ada siswa perempuan di lokasi pengeroyokan.
"Salah satu guru kami sudah melihat CCTV dari rumah warga, dan tidak ada perempuan di sana," ujar Retno.
"Di CCTV, yang dilihat, pelaku pengeroyokan lebih dari enam orang, tetapi kami belum mengetahui siapa saja pelaku lainnya," ujar Retno.
Menurut Retno, pelaku lain belum terungkap karena tidak terekam jelas oleh CCTV. "Di CCTV hanya terlihat kepala dan punggung saja. Saat ditanya, anak-anaknya juga bilang tidak mengenal siswa yang lainnya," pungkas Retno.
Seperti diberitakan, SMAN 3 Jakarta menjatuhkan sanksi skors kepada enam siswa yang mengeroyok seorang alumnus sekolah yang hendak melecehkan seorang siswa, Jumat (30/1/2015) lalu sekitar pukul 17.00. Akibat pemukulan itu, alumnus tersebut mengalami retak tulang dan terluka di wajah. [Baca: SMAN 3 Pilih Tak Keluarkan 6 Siswa yang Terlibat Pemukulan]
Orangtua para siswa itu kemudian melaporkan Kepala SMA Negeri 3 Jakarta Retno Listyarti ke Polda Metro Jaya dengan tuduhan diskriminasi karena menjatuhkan skors kepada keenam siswa yang terlibat. [Baca: Orangtua Siswa SMAN 3 Laporkan Kepala Sekolah ke Polda Metro]
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.