Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PRT Tua Itu Diduga Disiksa Majikannya yang Seorang Polisi dan PNS

Kompas.com - 28/02/2015, 16:36 WIB
DEPOK, KOMPAS.com — Penganiayaan terhadap Patini (60), seorang pembantu rumah tangga (PRT) di Perumahan D'Mapple Residence, Cipayung, Depok, hingga wajah dan kedua matanya lebam serta memar, diduga dilakukan oleh kedua majikannya, yakni pasangan suami istri (pasutri) Eka Prasetyo dan Putri.

Bripka Edi Mujiran, anggota Babinkamtibmas Polsek Pancoran Mas, mengatakan, majikan korban yang diduga sebagai pelaku penganiayaan adalah pasutri yang berprofesi sebagai polisi dan PNS.

Mereka tinggal di Perumahan D'Mapple Residence di Jalan Cagar Alam, tepatnya di Blok F No 16, RT 1 RW 12, Kelurahan Ratu Jaya, Cipayung, Depok.

"Suaminya Eka Prasetya, polisi berpangkat Briptu di Jakarta Selatan. Istrinya Putri, PNS di Kementerian Sosial," kata Edi setelah menemui warga yang masih bernegosiasi dengan pelaku di rumah Ketua RW 12 di Perumahan D'Mapple, Akbar Yadi, Jumat (27/2/2015) malam.

Edi mengatakan, dari pengakuan korban, penganiayaan yang dialaminya terjadi pada Selasa (24/2/2015) lalu. "Seperti dipukul pakai tangan di wajah dan matanya berkali-kali," ujar Edi.

Ia menjelaskan, diketahuinya penganiayaan yang dialami Patini itu setelah warga mendapati Patini duduk di depan teras rumahnya dengan kondisi ketakutan serta wajahnya penuh luka lebam, Kamis (26/2/2015).

Sementara kedua majikannnya saat itu tengah pergi ke luar kota yakni ke Bengkulu. [Baca: Wajahnya Lebam, PRT Tua di Depok Diduga Disiksa Majikan]

"Korban duduk di teras rumah, sementara pagar gerbang rumah dikunci gembok. Korban sendirian di rumah karena majikannya ke Bengkulu," kata Edi. Menurut Edi, warga lalu melaporkan mengenai Patini ke Ketua RT, Indra Gunawan.

"Lalu warga bersama-sama mengevakuasi Patini dengan melompat pagar, serta membawa korban ke rumah sakit terdekat," kata Edi. Warga akhirnya menelepon majikan dan memintanya pulang.

"Kedua majikannya kini masih musyawarah dan rapat dengan warga. Untuk proses hukumnya seperti apa, menunggu hasil musyawarah yang masih dilakukan. Di sana juga ada anggota kami dari intel," kata Edi.

Edi mengatakan, kondisi korban saat ini berada di rumah Ketua RW, Akbar Yadi, dan dalam kondisi lemah serta trauma. "Korban masih agak trauma. Belum bisa menjelaskan kenapa bisa dia sampai dianiaya majikannya," kata Edi.

Menurut Edi, dari keterangan warga, Patini sudah bekerja selama tujuh tahun dengan majikannya, pasutri Briptu Eka Prasetyo dan Putri, yang dikaruniai seorang anak. (Budi Sam Law Malau)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Megapolitan
Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Megapolitan
Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Megapolitan
Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Megapolitan
Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada 'Study Tour' ke Luar Kota

Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada "Study Tour" ke Luar Kota

Megapolitan
RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Megapolitan
KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

Megapolitan
Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Megapolitan
Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Prioritaskan Warga Jakarta dalam Rekrutmen PJLP dan Tenaga Ahli

Pemprov DKI Diminta Prioritaskan Warga Jakarta dalam Rekrutmen PJLP dan Tenaga Ahli

Megapolitan
Polisi Kesulitan Identifikasi Pelat Motor Begal Casis Bintara di Jakbar

Polisi Kesulitan Identifikasi Pelat Motor Begal Casis Bintara di Jakbar

Megapolitan
Parkir Sembarangan Depan Toko, Sebuah Mobil Dilakban Warga di Koja

Parkir Sembarangan Depan Toko, Sebuah Mobil Dilakban Warga di Koja

Megapolitan
Terminal Bogor Tidak Berfungsi Lagi, Lahannya Jadi Lapak Pedagang Sayur

Terminal Bogor Tidak Berfungsi Lagi, Lahannya Jadi Lapak Pedagang Sayur

Megapolitan
Duga Ada Tindak Pidana, Kuasa Hukum Keluarga Mayat di Kali Sodong Datangi Kantor Polisi

Duga Ada Tindak Pidana, Kuasa Hukum Keluarga Mayat di Kali Sodong Datangi Kantor Polisi

Megapolitan
Dijenguk Polisi, Casis Bintara yang Dibegal di Jakbar 'Video Call' Bareng Aipda Ambarita

Dijenguk Polisi, Casis Bintara yang Dibegal di Jakbar "Video Call" Bareng Aipda Ambarita

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com