Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TKD Belum Cair, PNS Ini Terpaksa Utang Mertua

Kompas.com - 02/03/2015, 14:01 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Perseteruan antara Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dengan DPRD DKI yang tak kunjung usai membuat pencairan anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) DKI juga terhambat.

Hal ini berdampak terhadap tunjangan kinerja daerah (TKD) statis pegawai negeri sipil (PNS) DKI yang seharusnya diberikan setiap tanggal 18.  Staf PNS DKI yang bekerja di lingkungan Pemprov DKI Jakarta RCM mengaku sedang menjalani masa-masa sulit akibat APBD yang tak kunjung cair ini.

Pasalnya, TKD statis bulan Februari kemarin belum dapat diterima hingga saat ini. Akibatnya ia pun harus berutang kepada sang mertua untuk memenuhi kebutuhan anaknya yang masih bayi. 

"Kalau gaji pokok sudah terima tanggal 1 kemarin kira-kira Rp 2,8 juta karena saya golongan III-B. Untung saya masih tinggal di rumah mertua, ya sekarang terpaksa harus utang sama mertua, kemarin beli susu anak pas belanja bulanan," kata RCM, di Balai Kota, Senin (2/3/2015).

Selain harus berutang pada mertuanya, RCM juga harus menanggung denda keterlambatan pembayaran KPR (kredit pemilikan rumah). Selain itu, lanjut dia, gaji pokok yang diterimanya pun habis untuk biaya transportasi serta menghidupi istri dan anaknya.

Ia pun berharap kedua lembaga ini cepat menyelesaikan permasalahan yang ada dan gaji statis yang menjadi haknya dapat diberikan pertengahan Maret ini. Meski demikian, ia menegaskan akan tetap mendukung langkah Basuki untuk memberantas oknum yang berniat menyelewengkan anggaran.

"Saya tetap ada di posisi Bapak (Basuki) dong, biar bagaimanapun beliau (bertindak) seperti ini kan untuk menyelamatkan uang negara juga. Pokoknya mudah-mudahan Jakarta tidak seperti Amerika yang kemarin sempat shutdown karena legislatif dan eksekutifnya berantem, akhirnya berdampak ke pelayanan publiknya," kata RCM. 

Senada dengan RCM, staf pengamanan dalam (pamdal) Balai Kota, R juga gelisah menunggu gaji yang tak kunjung masuk ke rekening Bank DKI nya. Ia terpaksa harus berutang di warung untuk memberi makan suami serta kedua anaknya.

Kegelisahannya semakin bertambah mengetahui bus jemputan yang disediakan Pemprov DKI tidak beroperasi. Sehingga ia harus menyisihkan sebagian gaji pokoknya untuk membayar angkutan umum (angkot) ke rumahnya, Pulogadung, Jakarta Timur.

"Iya, sudah dari hari Jumat kemarin bus Enjoy Jakarta enggak jalan. Tambah pusing, gaji belum terima dan tambah keluar duit buat naik bus," kata R.

Sementara itu Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) DKI Heru Budi Hartono menjelaskan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) melarang DKI untuk membagikan TKD statis sebelum APBD DKI 2015 cair. Anggaran mendahului yang disediakan DKI hanya dapat dialokasikan untuk pembagian gaji pokok kepada 70.000 PNS DKI yang dibayarkan setiap tanggal 1. 

Seperti diketahui, TKD statis untuk PNS DKI yang terendah yaitu tenaga pelayanan mencapai Rp 4.005.000. Sedangkan, TKD statis terbesar yang diterima, oleh jabatan Kepala Badan yaitu sebesar Rp 31.455.000, dari total Rp 78.702.000 gaji yang harus diterimanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com