Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanahnya Diberikan Bung Karno, Wisma Kosgoro Dianggap Punya Nilai Historis

Kompas.com - 10/03/2015, 06:46 WIB
Aldo Fenalosa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Hayono Isman selaku pemilik gedung Wisma Kosgoro tampak kecewa dengan keterlambatan datangnya mobil pemadam atau Skylift milik Dinas Pemadam Kebakaran DKI untuk memadamkan kobaran api. Kekecewan tersebut disebabkan Wisma Kosgoro mempunyai nilai historis yang menurutnya sangat berharga.

"Gedung ini ada sejarah. Sewaktu belum dibangun, tanahnya diberikan oleh Bung Karno. Pemberian presiden Bung Karno kan menjadi sebuah hal yang patut dikenang," tutur Hayono yang didampingi istri dan anaknya sejak Selasa (9/3/2015) malam.

Hayono juga mengkritisi posisi mobil operasional Skylift yang kurang strategis. Apalagi menurutnya, lokasi penempatan Skylift terlalu jauh dari pusat kota yang merupakan pusat gedung bertingkat di Jakarta. Apalagi, Skylift biasa digunakan untuk memadamkan api di tempat yang tinggi.

"Sistem damkar perlu ditinjau kembali. Tempat jangan di Ciracas, akan sulit menjangkau gedung-gedung tinggi di pusat Jakarta," kata politisi Partai Demokrat berusia 59 tahun itu.

Kepada Kompas.com, Kepala Suku Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Jakarta Pusat, Idris Gaharina, membantah anggapan Hayono Isman. "Tidak betul kita kurang tanggap menghadapi kebakaran ini. Kita bekerja selalu segenap kemampuan untuk memadamkan setiap kebakaran," jawab Idris.

Hingga saat ini, api masih terlihat dari lantai 20 di Wisma Kosgoro. Sekitar pukul 04.00 WIB, api yang melahap sisi selatan lantai 16 hingga lantai 20 gedung perkantoran itu terlihat mulai mengecil. Ketika itu, menurut Idris, api sudah bisa dikatakan padam meski belum sepenuhnya mati. (Baca: Hampir 10 Jam Berkobar, Api di Wisma Kosgoro Mulai Padam)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com