Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wajah Wisma Kosgoro setelah Lima Lantainya Terbakar

Kompas.com - 10/03/2015, 11:35 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Lima lantai paling atas Wisma Kosgoro yang berlokasi di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, hangus dalam musibah kebakaran yang terjadi sejak Senin (9/3/2015) sore.

Pada Selasa (10/3/2015) ini, api sudah dapat dijinakkan dan petugas tengah melakukan pendinginan. Namun situasi pasca-kebakaran di gedung berlantai 20 itu belum kondusif. Sekeliling gedung dipenuhi pecahan kaca yang jatuh dari lantai yang terbakar.

Selain puing kaca, kertas juga banyak berjatuhan dari atas gedung. Dampak dari kebakaran ini juga merembet ke sejumlah bangunan yang ada bersebelahan Wisma Kosgoro. Sebut saja kantor Bank Sinarmas, kantor Oil Center, dan sebuah masjid persis di belakang Wisma Kosgoro juga ikut terdampak.

Beberapa pekerja di Wisma Kosgoro nampak bertahan di belakang gedung di Masjid Kosgoro. Di kantor Bank Sinarmas, orang tak dapat melintas di selasar yang berbatasan dengan Wisma Kosgoro. Selasar ini belum dapat dilintasi pejalan kaki karena puing kaca terkadang masih berjatuhan. Sementara itu pintu masuk ke di Masjid Kosgoro juga masih tertutup.

Jalan MH Thamrin juga belum dapat normal sepenuhnya lantaran kendaraan pemadam masih berjubel di pinggiran jalan. Khusus di gedung Wisma Kosgoro, tak nampak aktivitas pekerja di lantai dasarnya. Kebanyakan yang terlihat petugas pemadam, sekuriti, dan beberapa pekerja kebersihan gedung.

Sekitar pukul 10.00, serpihan pecahan kaca masih berjatuhan dari atas gedung. Petugas damkar memang memecahkan jendela untuk bisa menembus gedung dan mengeluarkan asap dari dalam gedung.

Asap putih memang masih terlihat membumbul keluar gedung. Kaca di sekeliling lantai yang terbakar hampir sebagian besar bolong-bolong baik karena api maupun sengaja dipecahkan untuk proses pemadaman.

Menurut Kepala Seksi Sektor Kemayoran Sudin Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Jakarta, Unggul Wibowo, sekitar 20 petugas pemadam kebakaran berada di lantai 16 hingga lantai 20 yang terbakar. Mereka melakukan upaya pendinginan di dalam gedung.

"Petugas kami menggunakan alat bantu pernafasan untuk melakukan pendinginan," kata Unggul, kepada Kompas.com.

Unggul mengatakan, asap hitam pada pagi tadi sempat ada di dalam gedung. Untuk itu petugas pemadam menurutnya mesti memecahkan kaca agar asap tidak terperangkap.

"Asap di dalam gedung itu tadinya pekat dan berputar-putar di dalam. Makanya kaca perlu dipecahkan supaya asapnya keluar," ujar Unggul.

Menurut Unggul, pemadam masih standby di lokasi. Sebab, kebakaran belum dinyatakan padam. "Padam kalau sudah tidak ada asap, baru kebakaran sudah dinyatakan selesai," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com