Sebagian pengendara menyatakan ketidaksetujuannya terhadap rencana tersebut. Menurut mereka, penutupan jalan akan memperparah kemacetan di sekitar jalan-jalan tersebut.
Seperti Hilman (30), seorang pengendara sepeda motor yang terbiasa melintas di persimpangan Permata Hijau. Ia mengatakan, penutupan persimpangan akan berimbas pada kemacetan di Jalan Tentara Pelajar. [Baca: Penutupan Jalan Simpang Permata Hijau Ditunda Pekan Depan]
"Sehari-hari Jalan Tentara Pelajar sudah macet, apalagi di jam-jam sibuk. Jadinya, kalau (kendaraan) enggak bisa langsung lurus (dari Permata Hijau menuju Patal Senayan), bisa tambah macet deh," kata karyawan swasta ini kepada Kompas.com, Jumat (13/2/2015).
Diketahui, jika persimpangan ditutup, pengguna jalan dari arah barat atau Jalan Permata Hijau yang menuju ke arah timur atau Jalan Patal Senayan Simprug diminta melalui Jalan Tentara Pelajar, berputar di bawah flyover Jalan S Parman.
Sementara itu, pengendara lainnya, Puji (35), menilai, kemacetan di Jalan Tentara Pelajar disebabkan adanya persimpangan jalan lain dari arah Gedung MPR/DPR RI. Di sana, volume kendaraan cukup tinggi, apalagi dengan adanya persimpangan kereta.
Selain itu, ada pula bus-bus kopaja dan ojek yang terbiasa ngetem di depan Stasiun Palmerah. Hal itu menambah besar potensi kemacetan di jalan tersebut.
Namun, demi alasan keamanan, pria dua anak ini memilih untuk tidak menerobos pelintasan kereta. "Kalau nantinya sudah ditutup sih ya jangan lewat, bisa bahaya," kata dia.
Kepala Suku Dinas Perhubungan Jakarta Selatan Priyanto mengatakan, penutupan jalan di persimpangan memang dibutuhkan dengan adanya pembangunan flyover Permata Hijau. Sebab, ruas jalan akan menjadi sempit dan sangat berbahaya kalau jalan tersebut masih dibuka.
"Nantinya juga kalau flyover sudah jadi, kendaraan sudah tidak boleh lagi lewat persimpangan jalan, harus lewat flyover," ujar dia.
Diketahui, flyover Permata Hijau akan dibangun dalam kurun waktu sekitar satu tahun. Flyover yang akan memiliki panjang 533 meter dan lebar 10 meter itu dikerjakan oleh tiga kontraktor, yaitu PT Lampiri Djaja Abadi, PT Multi Strucuture, dan PT Brantas Abispraya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.