Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Deputi Gubernur Dicecar Pertanyaan soal Istri Ahok "Pimpin Rapat"

Kompas.com - 13/03/2015, 16:26 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Deputi Gubernur Bidang Kebudayaan dan Pariwisata DKI Jakarta Sylviana Murni menjelaskan secara padat duduk persoalan rapat yang diduga dipimpin oleh istri Gubernur DKI Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama, Veronica Tan, dan dihadiri adik Basuki, Harry Basuki, kepada tim hak angket.

Ketua Tim Hak Angket Muhammad "Ongen" Sangaji memang meminta Sylviana untuk menjelaskan kapasitas Veronica dalam rapat tersebut.

"Terkait Ibu Veronica Tan, memang beliau sangat concern atas kawasan Kota Tua. Saya juga dapat informasi Pak Harry Basuki itu ahli di bidang pariwisata. Ada hal yang disampaikan beliau tentang masukan-masukan agar menarik minat pariwisata," ujar Sylviana kepada tim hak angket, Jumat (13/3/2015). [Baca: Jawaban Veronica Ahok Ketika Ditanya soal Panggilan Tim Angket DPRD]

Sylviana menjelaskan bahwa kawasan Kota Tua sedang menuju destinasi utama nasional sehingga perlu direvitalisasi. Sylviana juga mengatakan bahwa instansinya tidak hanya memanggil Veronica serta Harry.

Pertemuan rutin ini juga menampung pandangan dari pakar budaya dan juga komunitas-komunitas. Menurut Sylviana, kapasitas Veronica dan Harry sama dengan komunitas tersebut.

Salah seorang panitia angket dari Fraksi Hanura, Very Yonnevil, pun mempertanyakan kembali kehadiran Veronica dan Harry. [Baca: Penjelasan Deputi Gubernur soal Rapat "Keluarga Ahok" di Balai Kota]

"Kalau concern memang hanya Veronica yang concern? Masalahnya dia istri Gubernur. Lagi pula banyak ahli pariwisata, kenapa adik Basuki yang diundang? Kata ibu, dia concern dan hanya memberi masukan. Apakah kebiasaan di Pemprov, orang yang diundang dia duduk di kursi pimpinan rapat? Jadi tuan rumah minggir ke samping, dia mimpin rapat?" tanya Verry.

Sylviana pun menjelaskan, rapat soal Kota Tua itu sudah dilakukan secara rutin sehingga tidak lagi memerlukan undangan.

Selain itu, tidak hanya Veronica yang memberi masukan. Pada rapat lainnya juga banyak komunitas budaya lain yang datang dan ingin memberi masukan.

Sylviana mengatakan, instansinya terbuka dengan itu semua. Sylviana pun menjelaskan soal apa saja yang ditanyakan Veronica ketika rapat. Kata dia, ketika itu Veronica bertanya soal pola pengangkutan sampah yang ada di Kota Tua. [Baca: Ikut Rapat di Balai Kota, Adik dan Istri Ahok Beri Masukan soal Kota Tua]

Kemudian, Veronica juga bertanya mengenai jalur yang digunakan pejalan kaki agar kawasan itu tidak macet. Penjelasan ini pun kembali mendapat respons dari tim angket.

"Bu, tadi Ibu bilang Ibu Veronica hanya beri masukan, tetapi barusan Ibu cerita kalau dia nanya detail. Berarti itu progres kerja SKPD, Bu. Itu udah menyalahi, Bu. Yang Gubernur itu suaminya bukan dia, Bu," ujar Verry.

"Saya hanya sampaikan apa adanya. Ketika orang mau beri masukan ya nanya dulu apa yang terjadi. Apa sih yang bikin orang malas ke Kota Tua? Apa karena macet? Bukan hanya Ibu Veronica, semua komunitas pun bertanya dulu," jawab Sylviana.

Pertanyaan demi pertanyaan pun dijawab oleh Sylviana. Sylviana selalu menjelaskan dengan rinci soal revitalisasi Kota Tua serta proses rapatnya selama ini, termasuk kehadiran Veronica dan Harry yang dianggap Sylviana peduli dengan kawasan Kota Tua.

Tim hak angket pun mendengar penjelasan Sylviana. Akan tetapi, setiap pertanyaan tim hak angket selalu fokus pada kapasitas Veronica dan Harry yang diduga menjadi pimpinan rapat.

Sebelumnya, sempat beredar sebuah foto yang menunjukkan istri Veronica Tan dan adik Basuki, Harry Basuki, menghadiri sebuah rapat di Balai Kota, Kamis (5/3/2015) lalu.

Momen ini sempat membuat heboh media sosial karena banyak pihak memandang negatif peredaran foto tersebut.

Warga medsos mempertanyakan kapasitas keluarga Ahok yang dilibatkan dalam program unggulan Pemprov DKI.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

Megapolitan
Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Megapolitan
Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya 'Nyentong' Nasi Sendiri

Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya "Nyentong" Nasi Sendiri

Megapolitan
Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Megapolitan
Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Megapolitan
Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Megapolitan
KPU DKI Terima 2 Bacagub Independen yang Konsultasi Jelang Pilkada 2024

KPU DKI Terima 2 Bacagub Independen yang Konsultasi Jelang Pilkada 2024

Megapolitan
Kecamatan Grogol Petamburan Tambah Personel PPSU di Sekitar RTH Tubagus Angke

Kecamatan Grogol Petamburan Tambah Personel PPSU di Sekitar RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Alasan Pria Ini Bayar Sesukanya di Warteg, Ingin Makan Enak tapi Uang Pas-pasan

Alasan Pria Ini Bayar Sesukanya di Warteg, Ingin Makan Enak tapi Uang Pas-pasan

Megapolitan
Bakal Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Tim Pemenangan Noer Fajrieansyah Konsultasi ke KPU

Bakal Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Tim Pemenangan Noer Fajrieansyah Konsultasi ke KPU

Megapolitan
Lindungi Mahasiswa yang Dikeroyok Saat Beribadah, Warga Tangsel Luka karena Senjata Tajam

Lindungi Mahasiswa yang Dikeroyok Saat Beribadah, Warga Tangsel Luka karena Senjata Tajam

Megapolitan
Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Pengamat: Mungkin yang Dipukulin tapi Enggak Meninggal Sudah Banyak

Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Pengamat: Mungkin yang Dipukulin tapi Enggak Meninggal Sudah Banyak

Megapolitan
Cegah Prostitusi, 3 Posko Keamanan Dibangun di Sekitar RTH Tubagus Angke

Cegah Prostitusi, 3 Posko Keamanan Dibangun di Sekitar RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Kasus Berujung Damai, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya di Warteg Dibebaskan

Kasus Berujung Damai, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya di Warteg Dibebaskan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com