Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Oknum PNS Bermain Anggaran, Adakah Intervensi oleh DPRD DKI?

Kompas.com - 19/03/2015, 07:21 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dugaan pegawai negeri sipil (PNS) di SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) DKI yang bermain anggaran mulai terkuak. Seorang mantan pegawai Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) DKI Wahyu Wijayanto disebut-sebut telah menjadi "alat" DPRD DKI untuk meng-input serta meloloskan pokok pikiran (pokir) DPRD DKI pada APBD DKI tahun 2014.

Benarkah ada intervensi DPRD terhadap oknum-oknum PNS yang ikut memainkan anggaran?

Inspektur Provinsi DKI Jakarta Lasro Marbun menjelaskan bahwa pemeriksaan kepada oknum PNS yang telah berjalan akan memperlihatkan adanya intervensi atau tidak.

"Kita lihat saja nanti. Masalah ada indikasi DPRD menekan atau tidak, nanti kita lihat di satuan dua. Saya baru (periksa) ke level satuan ketiga kan," tutur Lasro kepada Kompas.com, Rabu (18/3/2015).

Satuan ketiga merupakan program-program Pemprov DKI yang tidak bisa dijangkau oleh DPRD DKI. Ketentuan tersebut tertera pada putusan Mahkamah Konstitusi (MK) Nomor 35 PUU-XI/2013 tentang Pembahasan APBD Pasca Putusan MK dan Penghematan serta Permohonan Anggaran Belanja.

Lasro menuturkan bahwa pemeriksaan terhadap oknum PNS yang memainkan anggaran tidak bisa langsung disimpulkan. Inspektorat DKI harus memanggil dan memeriksa seluruh PNS yang diduga terlibat dalam manipulasi pada APBD DKI tahun anggaran 2014.

"Jadi satu keterangan belum bisa tahu benar apa enggak ya. Harus ada komparasi terlebih dahulu," tambah Lasro.

Pemeriksaan Inspektorat menjangkau berbagai SKPD di DKI Jakarta. Sampai saat ini, sudah ada lima orang yang diperiksa, belum termasuk Wahyu dari Bappeda. Lima orang yang diperiksa sendiri berasal dari Suku Dinas (Sudin) Pendidikan Jakarta Barat dan Pusat.

Ada oknum lainnya selain Wahyu di Bappeda yang diperiksa Inspektorat. Bahkan bagi Wali Kota di Jakarta, menurut Lasro, pihaknya sudah mengantongi informasi-informasi penting. Informasi yang didapat oleh Kapenko (Kepala Inspektorat Kota) itu menunjukkan apakah ada Wali Kota yang juga ikut memainkan anggaran DKI tahun 2014.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Megapolitan
Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada 'Study Tour' ke Luar Kota

Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada "Study Tour" ke Luar Kota

Megapolitan
RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Megapolitan
KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

Megapolitan
Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Megapolitan
Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Prioritaskan Warga Jakarta dalam Rekrutmen PJLP dan Tenaga Ahli

Pemprov DKI Diminta Prioritaskan Warga Jakarta dalam Rekrutmen PJLP dan Tenaga Ahli

Megapolitan
Polisi Kesulitan Identifikasi Pelat Motor Begal Casis Bintara di Jakbar

Polisi Kesulitan Identifikasi Pelat Motor Begal Casis Bintara di Jakbar

Megapolitan
Parkir Sembarangan Depan Toko, Sebuah Mobil Dilakban Warga di Koja

Parkir Sembarangan Depan Toko, Sebuah Mobil Dilakban Warga di Koja

Megapolitan
Terminal Bogor Tidak Berfungsi Lagi, Lahannya Jadi Lapak Pedagang Sayur

Terminal Bogor Tidak Berfungsi Lagi, Lahannya Jadi Lapak Pedagang Sayur

Megapolitan
Duga Ada Tindak Pidana, Kuasa Hukum Keluarga Mayat di Kali Sodong Datangi Kantor Polisi

Duga Ada Tindak Pidana, Kuasa Hukum Keluarga Mayat di Kali Sodong Datangi Kantor Polisi

Megapolitan
Dijenguk Polisi, Casis Bintara yang Dibegal di Jakbar 'Video Call' Bareng Aipda Ambarita

Dijenguk Polisi, Casis Bintara yang Dibegal di Jakbar "Video Call" Bareng Aipda Ambarita

Megapolitan
2 Pasien Korban Kecelakaan SMK Lingga Kencana Disebut Akan Jalani Operasi Tambahan

2 Pasien Korban Kecelakaan SMK Lingga Kencana Disebut Akan Jalani Operasi Tambahan

Megapolitan
Terjaring Razia, Jukir di Minimarket: Saya Sudah Rentan, Tapi Harus Tetap Jadi Tulang Punggung Keluarga

Terjaring Razia, Jukir di Minimarket: Saya Sudah Rentan, Tapi Harus Tetap Jadi Tulang Punggung Keluarga

Megapolitan
Sebelum Ditemukan Tewas di Kali Sodong, Efendy 'Video Call' Keluarga dengan Wajah Lebam

Sebelum Ditemukan Tewas di Kali Sodong, Efendy "Video Call" Keluarga dengan Wajah Lebam

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com