Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Minta Ahok Perbaiki Etiket, 3 Anggota DPRD Sampaikan Surat Terbuka

Kompas.com - 24/03/2015, 06:38 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sebanyak tiga anggota DPRD DKI Jakarta yang tergabung dalam Parlemen Muda Jakarta (PMJ) menyambangi Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama di Balai Kota, Senin (23/3/2015) sore.

Mereka adalah Wahyu Dewanto, anggota Fraksi Partai Hanura; serta Fajar Sidik dan Aristo Purboadji, yang merupakan anggota DPRD dari Fraksi Partai Gerindra. Mereka memberi surat terbuka kepada Basuki yang berisi teguran kepada Ahok untuk memperbaiki etiketnya. 

Berikut isi surat terbuka ketiga anggota baru DPRD DKI itu kepada Basuki: 

Yth. Bapak Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama 

Kami kaukus Parlemen Muda Jakarta (PMJ) ingin menyampaikan kegundahan hati kami kepada Bapak Gubernur yang terhormat. Sebagai bentuk tanggung jawab PMJ atas permasalahan Jakarta terkini yang sangat menyita perhatian publik. 

Pak Gubernur yang terhormat, sebagian besar dari anggota PMJ adalah anggota DPRD yang baru dilantik, kami sejujurnya tidak secara utuh mengetahui seluk beluk APBD DKI Jakarta yang bermasalah, khususnya APBD 2014. Karena kami waktu itu belum menjadi anggota DPRD DKI Jakarta, atau boleh dikatakan kami ini adalah anggota new comer.

Kaukus ini pun dibentuk berlandaskan dua hal penting, yang pertama yaitu ruang diskusi sekaligus refleksi, kami para anggota parlemen muda menjadi tempat akselerasi pemahaman kondisi situational DPRD DKI Jakarta, sehingga kami bisa berbuat lebih untuk Jakarta. Kedua, sebagai wadah perjuangan idealisme, kami mendukung pemberantasan korupsi. 

Terlepas dari itu semua, sejujurnya bersama surat ini kami sebagai kaukus parlemen muda ingin menyampaikan keprihatinan kami tentang norma dan etika. Mohon maaf Pak Gubernur, dengan segala kerendahan hati, pernyataan-pernyataan bapak di media yang memakai nomenklatur serampangan untuk menunjuk sesuatu hal, menurut kami adalah pelanggaran norma moral. Hal ini besar efeknya karena menyangkut masa depan generasi penerus kita. 

Bapak Gubernur yang terhormat, kami masih akan sangat percaya kepada pemimpin kami yang galak dan keras kepada bawahannya, sekalipun itu di muka publik. Namun, jika kami memiliki pemimpin yang menggunakan kata-kata kotor di depan publik tanpa ada filter sama sekali, bagi kami itu adalah perbuatan yang sangat mengecewakan. Kami tidak membayangkan bagaimana generasi setelah kita nantinya, jika sekarang kita mencontohkan hal-hal yang buruk kepada mereka. Bagaimana nantinya jika kata-kata kotor menjadi hal lumrah bagi mereka, karena kita sebagai pemimpin mencontohkan hal demikian. 

Pak Gubernur yang terhormat, bukankah tugas kita sebagai pemimpin salah satunya menjamin masa depan generasi penerus kita tetap eksis dan membekali mereka dengan ide dan etika yang baik? Pak Gubernur yang terhormat, apalah artinya capaian kinerja setinggi langit, kalau moral kita serendah palung bumi. 

Apalah artinya generasi yang maju dan mumpuni kalau etika dan moral mereka hanya ilusi. Tanpa maksud menggurui, Pak Gubernur yang terhormat, tugas kita sebagai pemimpin adalah memberikan tauladan kepada generasi penerus agar mereka dapat melanjutkan perjuangan kita.

Kepercayaan kami dahulu, pemimpin yang kami pilih dapat memberikan tauladan yang baik secara moral dan etika kepada kami semua masyarakat Jakarta. Mengkiblat jargon "Revolusi Mental" Bapak Presiden Jokowi, mental adalah landasan utama pembangunan. Kami percaya bahwa mental yang baik dicitrakan oleh etika yang baik. 

Oleh karena itu, mari Pak Gubernur, kami Parlemen Muda Jakarta, mengajak bersama-sama introspeksi diri. Apakah kita sudah pantas menjadi pemimpin? Apakah kita layak memimpin? Apakah kita mau mengakui kesalahan? 

Salam hormat, 
Parlemen Muda Jakarta (PMJ)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Serba-serbi Penertiban Jukir Minimarket, Ada yang Mengaku Ojol hingga Pakai Seragam Dishub

Serba-serbi Penertiban Jukir Minimarket, Ada yang Mengaku Ojol hingga Pakai Seragam Dishub

Megapolitan
Dharma Pongrekun Melaju, Sudirman Said hingga Poempida Batal Ikut Pilkada DKI Jalur Independen

Dharma Pongrekun Melaju, Sudirman Said hingga Poempida Batal Ikut Pilkada DKI Jalur Independen

Megapolitan
Orangtua Calon Taruna Minta Seleksi Masuk STIP Tak Ditutup demi Perjuangkan Cita-cita Anak

Orangtua Calon Taruna Minta Seleksi Masuk STIP Tak Ditutup demi Perjuangkan Cita-cita Anak

Megapolitan
Donasi Palsu untuk Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Disebut Tembus Rp 11 Juta

Donasi Palsu untuk Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Disebut Tembus Rp 11 Juta

Megapolitan
Para Jukir Lansia Minimarket Itu Diputus Rezekinya...

Para Jukir Lansia Minimarket Itu Diputus Rezekinya...

Megapolitan
Penerimaan Mahasiswa STIP Dimoratorium, Orangtua Calon Taruna Minta Seleksi Dilanjutkan

Penerimaan Mahasiswa STIP Dimoratorium, Orangtua Calon Taruna Minta Seleksi Dilanjutkan

Megapolitan
Muncul Donasi Palsu untuk Korban Kecelakaan Pelajar SMK Lingga Kencana

Muncul Donasi Palsu untuk Korban Kecelakaan Pelajar SMK Lingga Kencana

Megapolitan
Seleksi Mahasiswa Baru STIP Ditunda, Calon Taruna: Jangan Sampai Pak Menteri Hancurkan Mimpi Kami

Seleksi Mahasiswa Baru STIP Ditunda, Calon Taruna: Jangan Sampai Pak Menteri Hancurkan Mimpi Kami

Megapolitan
Orangtua Calon Taruna Minta Kemenhub Tinjau Ulang Moratorium Seleksi Mahasiswa Baru

Orangtua Calon Taruna Minta Kemenhub Tinjau Ulang Moratorium Seleksi Mahasiswa Baru

Megapolitan
436 Mahasiswa Baru Terancam Gagal Masuk STIP Imbas Kasus Penganiayaan Taruna hingga Tewas

436 Mahasiswa Baru Terancam Gagal Masuk STIP Imbas Kasus Penganiayaan Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
“Kalau Belum Punya Istri dan Anak, Saya Juga Enggak Mau Jadi Jukir Liar Minimarket”

“Kalau Belum Punya Istri dan Anak, Saya Juga Enggak Mau Jadi Jukir Liar Minimarket”

Megapolitan
Ratusan Miliar Rupiah Uang Parkir Liar di Jakarta Diduga Mengalir ke Ormas hingga Oknum Aparat

Ratusan Miliar Rupiah Uang Parkir Liar di Jakarta Diduga Mengalir ke Ormas hingga Oknum Aparat

Megapolitan
Pejabat Kemenhub Dilaporkan Istrinya ke Polisi atas Dugaan Penistaan Agama

Pejabat Kemenhub Dilaporkan Istrinya ke Polisi atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Protes Jukir Liar Minimarket Saat Ditertibkan | Pengakuan Jukir Uang Parkir Masuk Kas RT dan Ormas

[POPULER JABODETABEK] Protes Jukir Liar Minimarket Saat Ditertibkan | Pengakuan Jukir Uang Parkir Masuk Kas RT dan Ormas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com