Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sering Di-"bully" di Medsos, Polisi Akan Rekam Pengendara yang Ditilang

Kompas.com - 30/03/2015, 20:56 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kebebasan mengunggah video dan berkomentar di media sosial banyak dimanfaatkan netizen untuk mengkritisi kinerja polisi. Seakan tak mau kalah dengan netizen, polisi pun juga akan melakukan hal yang sama.

Kepala Subdit Pembinaan dan Penegakan Hukum Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Hindarsono mengatakan, masyarakat bisa mengunggah video atau kisah tidak menyenangkan terkait aksi polisi. Namun, terkadang ada pula kisah yang dibuat-buat dan menyudutkan polisi.

Hal itu kemudian akan memancing komentar negatif dari masyarakat soal polisi. Maka dari itu, polisi pun akan merekam video penilangan, khususnya saat menghadapi pelanggar yang melawan.

"Rekam cuma buat (pelanggar) yang ngeyel, pelanggar yang tidak ngeyel tidak kami rekam," kata Hindarsono di Kantor Subdit Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya, Senin (30/3/2015).

Hindarsono menjelaskan, perekaman itu bertujuan untuk membuktikan bila ada tudingan-tudingan yang tidak sesuai dengan fakta di lapangan. [Baca: Polisi yang "Ngomel" di Bus Transjakarta Dianggap Langgar Disiplin]

Apalagi, pelanggar yang melawan biasanya beralibi macam-macam, misalnya anak jenderal atau salah satu anggota kepolisian.

Menurut Hindarsono, hal tersebut bisa memancing amarah petugas sehingga menimbulkan cekcok. Apalagi ditambah suasana jalanan yang panas dan macet, hal itu dapat memicu pertengkaran.

"Jadi kalau polisi punya video kan enak konfirmasinya. Ini sudah mulai dijalankan," tutur dia. Maka, ketika berhadapan dengan pelanggar yang melawan, polisi akan memanggil rekannya yang ditugaskan merekam sehingga polisi akan berkomunikasi dengan pelanggar dengan direkam oleh rekannya.

Video itu bisa jadi bukti bila terjadi insiden-insiden seperti yang terjadi belakangan ini. Misalnya, kasus polisi ngomel di bus transjakarta yang sempat menghebohkan media sosial beberapa waktu lalu. [Baca: "Dua Cara Tembus Macet Jakarta, Pakai Sepeda atau Jadi Polisi"]

Setelah petugas maupun sopir bus diperiksa, kata dia, ternyata bus transjakarta sempat keluar dari jalurnya dan hampir menyerempet pengendara sepeda motor.

Menurut dia, polisi masuk ke dalam bus untuk meminta surat-surat, tetapi polisi itu justru terpancing mengeluarkan kata-kata yang keras kepada penumpang.

Ada pula kisah penilangan seorang pengemudi mobil yang mengaku menerima kata-kata rasial dari polisi. Namun, kemudian pria itu pun meminta maaf karena polisi terbukti tidak mengeluarkan kata-kata rasial. [Baca: Pengemudi yang Mengaku Dimaki Kata-kata Rasial oleh Polisi Akhirnya Minta Maaf]

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

Megapolitan
Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Megapolitan
Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya 'Nyentong' Nasi Sendiri

Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya "Nyentong" Nasi Sendiri

Megapolitan
Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Megapolitan
Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Megapolitan
Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Megapolitan
KPU DKI Terima 2 Bacagub Independen yang Konsultasi Jelang Pilkada 2024

KPU DKI Terima 2 Bacagub Independen yang Konsultasi Jelang Pilkada 2024

Megapolitan
Kecamatan Grogol Petamburan Tambah Personel PPSU di Sekitar RTH Tubagus Angke

Kecamatan Grogol Petamburan Tambah Personel PPSU di Sekitar RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Alasan Pria Ini Bayar Sesukanya di Warteg, Ingin Makan Enak tapi Uang Pas-pasan

Alasan Pria Ini Bayar Sesukanya di Warteg, Ingin Makan Enak tapi Uang Pas-pasan

Megapolitan
Bakal Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Tim Pemenangan Noer Fajrieansyah Konsultasi ke KPU

Bakal Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Tim Pemenangan Noer Fajrieansyah Konsultasi ke KPU

Megapolitan
Lindungi Mahasiswa yang Dikeroyok Saat Beribadah, Warga Tangsel Luka karena Senjata Tajam

Lindungi Mahasiswa yang Dikeroyok Saat Beribadah, Warga Tangsel Luka karena Senjata Tajam

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com