Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Gadis di Bawah Umur Dijadikan Penari Striptis

Kompas.com - 02/04/2015, 10:27 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menuturkan ada dugaan kasus perdagangan manusia di daerah Kelapa Gading. Saat itu, DS (16), korban perdagangan manusia mengaku dirinya dipekerjakan di tempat hiburan malam sebagai penari striptis.

"Awalnya, si anak berangkat ke tempat rekrutan yang berada di kawasan Kemayoran. Setelah itu, dia kemudian ke tempat kerjanya di daerah Kelapa Gading. Tapi, pekerjaan yang dijanjikan malah mengarah ke industri hiburan malam," kata Ketua KPAI, Asrorun Mun'in, Rabu (1/4/2015).

Kemudian, DS bertemu KW, yang merupakan perantara hingga masuk ke dalam industri tersebut. Dari pengakuan DS yang dihimpun oleh KPAI, ternyata perlu ada pemeriksaan badan yang dilakukan secara telanjang.

"Mulai berikutnya, ia bekerja menemani tamu minum-minum (beralkohol) di daerah tersebut," kata Asrorun.

Selain itu, kata Asrorun, DS juga diduga diperkosa pada hari pertamanya kerja. Itu dibuktikan dari pengakuan DS yang mengatakan ada bercak darah setelah ia bangun tidur.

"Korban merasa diperkosa, kemudian mencoba kabur. Awalnya sulit karena enggak punya access card, namun ia berhasil menunggu celah dan akhirnya pulang ke rumah orangtuanya di Bogor," kata Asrorun.

Dari kejadian tersebut, DS dan kedua orangtuanya langsung melaporkan dugaan kasus perdagangan manusia ini ke Polres Bogor. "Sekarang sudah ada tiga orang yang ditahan sebagai tersangka di Polres Bogor terkait kasus perdagangan manusia ini," kata Asrorun.

Sementara itu, Asrorun menyayangkan tindakan Polsek Kelapa Gadinh yang sudah menetapkan tersangka terhadap DS dan ibunya, R. Keduanya disangkakan telah melakukan tindak pidana penipuan.

"Ada laporan terhadap DS dan ibunya yang diduga telah melakukan penipuan. Setelah itu, DS dan Ibunya (R) ditetapkan sebagai tersangka," kata Asrorun.

Putusan itu, kata Asrorun, dikuatkan dengan adanya surat panggilan sebagai tersangka terhadap DS dan ibunya, R, per tanggal 24 Maret 2015. Namun, saat mencoba konfirmasi ke Polsek Kelapa Gading, pihak Polsek menuturkan tidak pernah menetapkan DS dan ibunya sebagai tersangka.

"Saya sampai detik ini tidak pernah menahan anak dan ibu hamil tersebut. Dari Polsek Kelapa Gading hanya menangani kasus penipuan," kata Komisaris Sutriyono, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Selasa (31/3/2015).

Sutriyono mengungkapkan, sampai saat ini, pihaknya baru memeriksa para saksi-saksi. Termasuk memanggil DS dan ibunya, R, untuk dimintai keterangan leboh lanjut.

"Ini hari ini kita panggil ibunya untuk menjelaskan sebagai saksi," kata Sutriyono.

Sutriyono menuturkan, kasus penipuan tersebut merupakan laporan dari management yang menyalurkan DS untuk bekerja. DS diduga melakukan penipuan dengan membawa lari uang sebesar Rp 5,5 juta.

"DS ini awalnya meminjam uang Rp 5,5 juta kepada kantor lewat W dengan alasan ibunya hamil. Namun, setelah baru pertama kali kerja, DS kabur," kata salah satu staf restoran tempat DS bekerja, Ning, di Mapolsek Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam Ini Berawan

Megapolitan
Saat Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Jarinya hingga Putus oleh Juru Parkir Liar…

Saat Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Jarinya hingga Putus oleh Juru Parkir Liar…

Megapolitan
Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com