Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Unsur Kejahatan Lain di Kasus 33 WNA Asal Tiongkok

Kompas.com - 08/05/2015, 10:49 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Terungkapnya kasus cyber crime yang dilakukan oleh 33 Warga Negara Asing (WNA) asal Tiongkok di Jalan Kenangan, Cilandak Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Rabu (6/5/2015) lalu disebut sebagai gaya kejahatan yang tidak biasa. Sebab, kasus cyber crime ini tidak berdiri sendiri.

"Ini unik, karena mereka memeras pelaku korupsi juga. Jadi enggak berdiri sendiri kayak biasanya," kata Kriminolog Universitas Indonesia Kisnu Widagso saat dihubungi Kompas.com, Jakarta, Jumat (8/5/2015).

Kasus cyber crime ini tidak hanya menyoal kejahatan kartu atau yang biasa disebut carding. Tetapi juga ada unsur kejahatan lainnya seperti pemerasan, pencucian uang bahkan sampai perdagangan manusia.

Kejahatan carding belakangan ini sudah mulai surut di Indonesia. Salah satunya karena semakin ketatnya sistem pengawasan dari bank.

"Kenapa carding lagi? Sebenarnya carding sudah hampir ditinggalkan di cyber crime. Apalagi sekarang ini pihak merchant dan bank sudah aware," ucap Kisnu.

Sementara itu, berkaca dari kasus ini, Kisnu menyebut semakin menegaskan kembali bahwa cyber crime bersifat transnasional. Apalagi, dengan melihat pola yang dilakukan para tersangka.

"Mereka asal Tiongkok, tetapi lakuin kejahatannya di Indonesia. Jadi semakin menegaskan sifat cyber crime yakni transnasional," kata Kisnu.

Sebelumnya, 33 WN Tiongkok yang terdiri dari 14 wanita dan 19 pria itu dijanjikan untuk bekerja sebagai pelayan restoran di Indonesia. Namun, sesampainya di Indonesia, paspor mereka malah ditahan dan mereka dipaksa masuk ke rumah yang disewa dari seorang pengusaha.

Di rumah itu, mereka dipekerjakan sebagai pelaku pemerasan ke pejabat-pejabat di Negeri Tirai Bambu yang memiliki rekening gendut.

Aktivitas itu kemudian tercium oleh Subdirektorat Kejahatan dan Kekerasan (Jatanras) Ditreskrimum Polda Metro Jaya. Akhirnya, 33 WN Tiongkok tersebut dapat dibekuk di rumah tersebut pada Rabu kemarin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Viral Tukang Ayam Goreng di Jakbar Diperas dengan Modus Tukar Uang Receh, Polisi Cek TKP

Viral Tukang Ayam Goreng di Jakbar Diperas dengan Modus Tukar Uang Receh, Polisi Cek TKP

Megapolitan
Peremajaan IPA Buaran Berlangsung, Pelanggan Diimbau Tampung Air untuk Antisipasi

Peremajaan IPA Buaran Berlangsung, Pelanggan Diimbau Tampung Air untuk Antisipasi

Megapolitan
Jaksel Peringkat Ke-2 Kota dengan SDM Paling Maju, Wali Kota: Ini Keberhasilan Warga

Jaksel Peringkat Ke-2 Kota dengan SDM Paling Maju, Wali Kota: Ini Keberhasilan Warga

Megapolitan
Gara-gara Mayat Dalam Toren, Sutrisno Tak Bisa Tidur 2 Hari dan Kini Mengungsi di Rumah Mertua

Gara-gara Mayat Dalam Toren, Sutrisno Tak Bisa Tidur 2 Hari dan Kini Mengungsi di Rumah Mertua

Megapolitan
Imbas Penemuan Mayat Dalam Toren, Keluarga Sutrisno Langsung Ganti Pipa dan Bak Mandi

Imbas Penemuan Mayat Dalam Toren, Keluarga Sutrisno Langsung Ganti Pipa dan Bak Mandi

Megapolitan
3 Pemuda di Jakut Curi Spion Mobil Fortuner dan Land Cruiser, Nekat Masuk Halaman Rumah Warga

3 Pemuda di Jakut Curi Spion Mobil Fortuner dan Land Cruiser, Nekat Masuk Halaman Rumah Warga

Megapolitan
Seorang Wanita Kecopetan di Bus Transjakarta Arah Palmerah, Ponsel Senilai Rp 19 Juta Raib

Seorang Wanita Kecopetan di Bus Transjakarta Arah Palmerah, Ponsel Senilai Rp 19 Juta Raib

Megapolitan
3 Pemuda Maling Spion Mobil di 9 Titik Jakut, Hasilnya untuk Kebutuhan Harian dan Narkoba

3 Pemuda Maling Spion Mobil di 9 Titik Jakut, Hasilnya untuk Kebutuhan Harian dan Narkoba

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Tiga Pencuri Spion Mobil di Jakarta Utara Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Tiga Pencuri Spion Mobil di Jakarta Utara Ditembak Polisi

Megapolitan
Terungkapnya Bisnis Video Porno Anak di Telegram: Pelaku Jual Ribuan Konten dan Untung Ratusan Juta Rupiah

Terungkapnya Bisnis Video Porno Anak di Telegram: Pelaku Jual Ribuan Konten dan Untung Ratusan Juta Rupiah

Megapolitan
Rugi Hampir Rp 3 Miliar karena Dugaan Penipuan, Pria di Jaktim Kehilangan Rumah dan Kendaraan

Rugi Hampir Rp 3 Miliar karena Dugaan Penipuan, Pria di Jaktim Kehilangan Rumah dan Kendaraan

Megapolitan
Geramnya Ketua RW di Cilincing, Usir Paksa 'Debt Collector' yang Berkali-kali 'Mangkal' di Wilayahnya

Geramnya Ketua RW di Cilincing, Usir Paksa "Debt Collector" yang Berkali-kali "Mangkal" di Wilayahnya

Megapolitan
Mulai 1 Juni 2024, Ada Ketentuan Baru Pembatalan Tiket Kereta Api

Mulai 1 Juni 2024, Ada Ketentuan Baru Pembatalan Tiket Kereta Api

Megapolitan
Pilkada Jakarta 2024: Menguji Eksistensi Masyarakat Jaringan

Pilkada Jakarta 2024: Menguji Eksistensi Masyarakat Jaringan

Megapolitan
Jalur, Kuota, dan Syarat PPDB SMA, SMK, dan SLB Kota Bogor 2024

Jalur, Kuota, dan Syarat PPDB SMA, SMK, dan SLB Kota Bogor 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com