Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saksi Enggan Beri Keterangan Kematian Jopi kepada Wartawan

Kompas.com - 23/05/2015, 15:24 WIB
Unoviana Kartika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Penyidik dari Polres Metro Jakarta Selatan memeriksa empat orang saksi terkait tewasnya Jopi Peranginangin (39), Sabtu (23/5/2015) siang. Namun, para saksi yang diperiksa enggan memberikan keterangan kepada wartawan.

Sekitar pukul 14.40 WIB, satu per satu saksi keluar dari ruang penyidik. Namun, mereka enggan menjawab pertanyaan wartawan.

Salah satu saksi yang juga rekan Jopi, MF, mengaku kelelahan setelah peristiwa semalam sehingga ia belum mau berbicara banyak. "Nanti dulu aja ya, saya lelah sekali ini," ujar pria berkacamata ini.

Dari raut wajahnya, ia memang tampak kelelahan. Matanya sedikit merah dan sayu. Kulitnya pun tampak pucat.

MF juga masih mengenakan pakaian yang ia pakai sejak kemarin, yakni kemeja ungu muda yang sedikit ternoda darah di bagian punggung.

MF keluar bersama beberapa orang yang juga teman Jopi. Ada dua orang wanita dan dua orang pria. Mereka tampak merangkul dan memberi penguatan kepada MF.

Selain MF, penyidik juga memeriksa tiga orang saksi lagi, yaitu A, seorang mahasiswa; serta D dan IK, selaku petugas keamanan Venue Kemang. Selain memeriksa saksi, polisi juga sedang melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).

Jopi merupakan mantan aktivis sejumlah organisasi. Ia pernah aktif di Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) dan Partai Rakyat Demokratik (PRD) beberapa waktu lalu. Pria itu terakhir menjadi aktivis di lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang menyoroti soal produksi sawit, yakni Sawit Watch.

Kasubag Humas Polres Jakarta Selatan Komisaris Aswin mengatakan, dari hasil penyelidikan sementara, diketahui Jopi terlibat cekcok dengan orang yang tidak dikenal di TKP malam itu. Kemudian, orang itu menusuk Jopi di bagian punggung. Jopi sempat dilarikan ke Rumah Sakit Pusat Pertamina untuk mendapat perawatan. Namun, karena luka yang terlalu parah, ia mengembuskan napas terakhirnya pagi tadi sekitar pukul 06.00 WIB.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan 'Treadmill' untuk Calon Jemaah Haji

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan "Treadmill" untuk Calon Jemaah Haji

Megapolitan
Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Megapolitan
Anggap Pendaftaran Cagub Independen DKI Formalitas, Dharma Pongrekun: Mustahil Kumpulkan 618.000 Pendukung

Anggap Pendaftaran Cagub Independen DKI Formalitas, Dharma Pongrekun: Mustahil Kumpulkan 618.000 Pendukung

Megapolitan
Resahnya Arya Naik JakLingko, Dapat Sopir Ugal-ugalan yang Tengah Diteror 'Debt Collector'

Resahnya Arya Naik JakLingko, Dapat Sopir Ugal-ugalan yang Tengah Diteror "Debt Collector"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com