Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Adik Kandung Linda Yudi Latif Mengaku Diajak Mudik

Kompas.com - 25/05/2015, 21:00 WIB
Tangguh Sipria Riang

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Suasana salah satu ruangan di VIP Amarylis Rumah Sakit Harapan Bunda tampak lengang, Senin (25/5/2015) sore. Meski tangan terpasang infus, Elin Herlina (73) tetap berupaya meraih dan mengusap kepala cucunya dari atas ranjang yang menyangganya.

Sesekali mertua Yudi Latif tersebut melempar senyum dan menyapa cucu-cucunya meski dia masih dirundung duka. Pasalnya, anak kedua Elin, Linda Natalia Rahma, baru saja dijemput Sang Khalik setelah mengalami kecelakaan maut di Tol JORR, Cilandak, Senin dini hari.

"Ayo Mas. Ngobrol di luar aja," ajak Rino Arinaldi (41), anak keempat Elin, kepada Kompas.com.

Patah tulang rusuk sebelah kanan dan pendarahan dalam paru-parunya membuat Elin tak mampu bergerak leluasa. Selain Elin, di ruangan tersebut juga terbaring seorang wanita dengan kondisi wajah terluka. Dia adalah Yunita (21), pengasuh cucunya, buah hati Yudi dan Linda, Bening (13) dan Binar (8).

Yunita sendiri diketahui mengalami keretakan pada rahangnya imbas dari kecelakaan tersebut. Beruntung, kedua anak Linda tidak mengalami cedera serius dari kecelakaan tersebut. Pantauan Kompas.com, tidak banyak keluarga yang hadir di kamar bernomor 310 itu. Hanya Rino, dua anaknya, dan dua kerabat dari Yunita.

"Tadi dokter sudah menyedot cairan yang ada di paru-paru ibu. Nanti malam akan keluar hasil lab-nya. Nanti akan dikasih tahu apakah perlu dioperasi atau tidak," tutur Rino.

Sambil meladeni pertanyaan Kompas.com, sesekali Rino tampak membalas pesan elektronik melalui ponselnya. Beberapa ucapan duka dari rekan dan kerabat membuat handphone-nya terus berdering.

Adik kandung Linda itu juga menyempatkan memantau proses pemberangkatan jenazah kakaknya ke Tasikmalaya. "Keluarga yang di Jakarta rata-rata ikut semua. Konvoi naik mobil. Rencananya memang akan dimakamkan di pemakaman keluarga, Manonjaya, Tasikmalaya. Sudah turun-temurun di sana," ujarnya dengan mata berkaca-kaca.

Kepada Kompas.com, Rino mengaku sedikit menyesalkan menolak ajakan kakaknya untuk mudik sehingga Linda pun terpaksa mengemudikan kendaraan sendiri tanpa sopir cadangan. Padahal, dia kerap dipercaya untuk menjadi sopir ketika bepergian ke luar kota.

"Paginya (Jumat, 22/5/2015), saya di ajak Teh Linda pergi ke Tasik. Mau nyekar. Tapi, saya tidak bisa ikut karena anak saya sekolah. Biasanya, saya yang nyetirin kalo mudik atau ke luar kota bareng dia (Linda)," kata Rino.

Bak disambar petir, Senin pagi, Rino mendapat kabar dari kerabatnya bahwa Linda telah tiada. Mobil Marcedes tipe B-Class bernopol B 8538 GT yang dikendarainya lepas kendali saat di perjalanan pulang ke Jakarta.

Istri Yudi Latif tersebut diketahui mengembuskan napas terakhirnya di tempat kejadian perkara (TKP). Hasil olah TKP, polisi menduga, Linda mengantuk hingga akhirnya menabrak pembatas jalan di Kilometer 35+800.

"Saya dapat kabar paginya (Senin). Setelah itu, saya langsung meluncur ke rumah duka di Bintaro. Mau bagaimana lagi, ini sudah kehendak Yang Kuasa," ujarnya.

Hingga saat ini, baik Elin maupun kedua anak Yudi Latif, belum mengetahui jika Linda telah berpulang. Pasalnya, Yudi beralasan jika hal tersebut sengaja dilakukan agar Elin tidak shock, mengingat kondisinya masih belum stabil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Megapolitan
Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Megapolitan
Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Megapolitan
DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

Megapolitan
Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com