Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lurah Susan Tes Warga Buat KTP soal UUD 1945 dan Pancasila

Kompas.com - 03/06/2015, 17:51 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tak ada habisnya akal dari Lurah Gondangdia Susan Jasmine Zulkifli untuk membuat daerahnya maju. Kali ini ia menguji wawasan warganya mengenai Pancasila dan Pembukaan UDD 1945. Setiap warga yang ingin membuat kartu tanda penduduk (KTP) diminta mengulang butir-butir Pancasila dan Pembukaan UUD 1945.

"Yang saya tanya itu yang baru tamat SMA. Yang baru pertama kali bikin KTP. Bukan yang udah nenek-nenek. Kalo yang udah tua, ya enggak," kata lurah yang kerap disapa Lurah Susan di Kantor Lurah Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (3/6/2015).

Susan beralasan mereka masih tergolong muda. Selain itu, mereka juga kerap kali bersentuhan dengan UUD 1945 dan Pancasila di sekolah. "Apalagi ini tamat SMA masih fresh graduate. Jadi nggak susah. Dia baru tamat SMA," kata Susan.

Selain itu, Susan juga mengatakan bahwa kali ini ia mau membuat warganya berkesan. Apalagi pembuatan KTP saat ini hanya dilakukan satu kali seumur hidup. "Kan umpamanya dia datang ini, minta tanda tangan. Ada kesan gak? Saya mau ketemu loh. Mau ketemu warga saya yang masih 17 tahun," kata Susan.

Susan mengaku terkesan dengan salah satu siswa sekolah internasional yang tanpa ragu menghafalkan Pancasila. "Siswa sekolah internasional itu langsung nyebutin Pancasila dengan lancar," kata Susan.

Selain itu, aksi Susan juga sempat dipuji oleh salah satu warganya. Pasalnya, ini dapat menambah rasa nasionalisme. "Waktu itu ada anak sama kakeknya ke sini buat KTP cucunya. Terus saya tes Pancasila. Saya pikir dia marah, ternyata dia nyalamin saya. Dia bilang terima kasih bu Lurah, saya bangga loh ternyata cucu saya bisa hafal (Pancasila)," kata Susan.

Namun, Susan membantah bahwa syarat mengetes Pancasila dan UUD 1945 tersebut mutlak dilakukan ke setiap pembuat KTP. Syarat lengkapnya masih seperti biasa. "Dia 17 tahun, bawa Fotokopi Surat Akte Kelahiran dan yang asli dibawa juga. KTP Kedua orang tua, KK (Kartu Keluarga) juga. Semua harus asli dan Fotokopi. Terus ada surat pengantar RT/RW," kata Susan.

Saat Kompas.com menyambangi Lurah Susan, tidak ada warga Gondangdia yang hendak membuat KTP. Alhasil, Kompas.com yang dites Lurah Susan untuk menghafal Pancasila dan Pembukaan UUD 1945.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

Megapolitan
Mahasiswa di Tangsel Diduga Dikeroyok saat Beribadah, Korban Disebut Luka dan Trauma

Mahasiswa di Tangsel Diduga Dikeroyok saat Beribadah, Korban Disebut Luka dan Trauma

Megapolitan
Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Ada Sistem Pengawasan yang Lemah

Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Ada Sistem Pengawasan yang Lemah

Megapolitan
Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Megapolitan
Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Megapolitan
Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Megapolitan
Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Megapolitan
Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Megapolitan
Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Megapolitan
Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Megapolitan
Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Megapolitan
Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Megapolitan
Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Megapolitan
Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com