Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Telantar Lagi, Calon Penumpang Sriwijaya Air Geruduk Loket

Kompas.com - 17/07/2015, 15:55 WIB
Robertus Belarminus

Penulis


TANGERANG, KOMPAS.com — Para calon penumpang maskapai Sriwijaya Air di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, kembali telantar karena pesawat mereka batal terbang akibat adanya abu vulkanik letusan Gunung Raung di Jawa Timur. Sebagian di antara mereka merasa geram karena menganggap manajemen Sriwijaya Air tidak memberikan solusi, seperti pergantian moda transportasi.

Bagus, calon penumpang pesawat SJ 246, mengaku sudah telantar sejak Kamis (16/7/2015) malam. Ia kecewa karena tidak ada kepastian informasi bagi para calon penumpang.

"Saya dari semalam, pertama saya pakai Lion Air, tetapi cancel. Nah, tadi malam, Sriwijaya buka penjualan, saya beli, ternyata cancel juga. Cuma enggak ada tanggung jawabnya, paling tidak sediakan bus atau apa kek," kata Bagus kepada Kompas.com di depan loket Sriwijaya Air, Jumat (17/7/2015) sore.

Bagus mengaku menginap di hotel dengan biaya sendiri untuk menanti penerbangan Sriwijaya Air hari ini. Akibat pembatalan penerbangan, siang tadi sejumlah calon penumpang mendatangi pegawai Sriwijaya Air di bandara untuk meminta kejelasan. Ada calon penumpang yang mengamuk karena Sriwijaya tidak memberikan uang tunai dari tiket yang dikembalikan dan menggantinya dengan voucerpenerbangan lain. (Baca: "Refund" Tiket Diberi "Voucher", Penumpang Sriwijaya Air Kecewa)

"Kita kan beli tiket cash, emang kredit apa. Kita juga kasihan, itu yang jaga (loket) sampai ada yang nangis tadi. Akhirnya, pegawai Sriwijaya di dalam menjanjikan bisa refund uang mulai H+1 sampai seminggu ke depan," ujar penumpang tujuan Malang, Jawa Timur, itu.

Seniman (42), calon penumpang Sriwijaya Air tujuan Malang, mengatakan bahwa ia sudah tiba sejak pukul 03.00 untuk keberangkatan pukul 06.00. Namun, karena penerbangan dibatalkan, ia tidak tahu bagaimana kelanjutan perjalanannya.

"Sampai tadi pagi saya enggak bisa shalat Id. Mau shalat, katanya mushala juga jauh. Mau shalat juga gimana, barang bawaan kayak itu, enggak bisa ditinggal," ujar Seniman.

Calon penumpang lain, Zainal, tidak mempersoalkan uang pengganti tiket yang dikembalikan. Ia yakin manajemen maskapai akan mengembalikan uang tiket refund. Namun, ia kecewa karena manajemen maskapai tidak mencarikan alternatif moda transportasi lain seperti bus.

"Yang kita butuhkan ada enggak alternatif lain ke sana, kita minta tolong dibantu. Kita enggak tahu apa-apa ini di Jakarta. Kalau Sriwijaya tidak bisa, kita minta bantu Dinas Perhubungan atau Angkasa Pura. Masa hal-hal begini harus menterinya yang turun, kan enggak mungkin," ujar Zainal. (Baca: Jonan ke Soekarno-Hatta, Penumpang Batal Terbang Diberi Bus Mudik)

Sementara itu, salah seorang penumpang Sriwijaya Air berinisiatif mengumpulkan para penumpang dengan tujuan sama ke Malang. Mereka berencana mencari bus sendiri untuk pulang ke daerah asalnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com