"Kok ikannya sedikit, Ma?" tanya bocah itu kepada ibunya.
Sang ibu tersenyum kecut. Namun, ia tetap berusaha menghibur anaknya dengan memberikan jawaban yang terkesan jenaka.
"Itu ikannya pada mudik, Nak. Kan habis Lebaran, jadi belum pulang. Sebentar lagi juga pada pulang kok," ucap ibu itu.
Taman Ayodia merupakan salah satu taman yang digandrungi masyarakat untuk mendapat hiburan di taman terbuka hijau. Fasilitas taman dengan kolam dan ikan, pepohonan yang rindang, serta tempat berteduh menjadikan taman itu menjadi favorit masyarakat.
Namun, kondisi taman seluas 1.500 meter persegi itu tidak demikian pada Selasa (21/7/2015) tidak seperti biasanya. Sebab, tampak kolam yang biasanya bersih dan dipenuhi ikan, justru dipenuhi lumut dan tampak sejumlah sampah mengambang di sana.
Menurut Budi (37), salah satu pengunjung Taman Ayodia, jumlah ikan di taman tersebut sudah jauh berkurang dibandingkan dua minggu lalu. Ia mengatakan, ikan di kolam tersebut banyak yang mati.
"Katanya dari dua minggu yang lalu (ikannya) pada mati, (jumlahnya) sampai dua truk," ujarnya.
Budi menyebut, ikan merupakan hiburan yang menjadi daya tarik taman tersebut. Sehingga, ia berharap kolam akan dibuat seperti sediakala, bersih dengan ikan yang banyak.
Kepala Suku Dinas Pertamanan dan Pemakaman Jakarta Selatan Suzi Maristawaty mengakui jumlah ikan di Taman Ayodia sudah jauh berkurang. Namun, ia membantah bila jumlahnya sebanyak dua truk.
"Cuma empat karung yang mati, sebelum Lebaran kolamnya juga sudah dikuras," kata dia.
Menurut dia, matinya ikan di kolam tersebut adalah akibat lumut yang tumbuh pesat selama musim kemarau. Sehingga, air kolam menjadi kekurangan oksigen untuk ikan. Terlebih sirkulasi udara dalam kolam sedang buruk karena pompa mati.
Oleh karena itu, Suzi mengatakan, pihaknya akan membenahi pompa tersebut. Rencananya, Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta akan mengembalikan pompa tersebut dalam dua sampai tiga minggu ke depan.
Selain itu, bibit ikan juga akan ditambahkan ke dalam kolam supaya jumlah ikan kembali dengan cepat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.