"Hari ini kami lakukan pengecekan untuk Koridor I jurusan Ciputat-Blok M," kata Putu di dalam bus transjabodetabek, Jumat (7/8/2015).
Pantauan Kompas.com, di dalam bus bercat biru tersebut, sudah terpasang mesin tiket elektronik di dua lokasi, yakni di bagian depan dan di bagian tengah bus. Alat tersebut berukuran sekitar 25 cm x 25 cm serta memiliki alat sensor dan layar yang berfungsi untuk menampilkan saldo pada kartu.
Ia menuturkan, alat tersebut sudah terpasang pada 10 bus transjabodetabek jurusan Ciputat-Blok M.
"Kami masih terbatas, jadi kartu baru ada di bus-bus kita, basecamp-nya mungkin ada yang Ciputat. Tapi, ke depannya, akan kami kembangkan supaya masyarakat mungkin bisa beli di minimarket. Ke depannya akan seperti itu," ujarnya.
Ia menjelaskan, sementara ini, kartu bisa didapatkan di bus tersebut. Penumpang bisa mendapatkan kartu seharga Rp 20.000 dengan saldo Rp 14.000. Namun, karena masih dalam tahap uji coba, penumpang masih diperbolehkan membayar ongkos bus secara tunai.
Untuk tarif, penumpang hanya dikenakan Rp 8.000 per perjalanan. Bila saldo dalam kartu tidak cukup, penumpang bisa melakukan penambahan saldo (top up) di dalam bus juga.
"Makanya, nanti akan ada asisten pengemudi yang membantu penumpang dalam mengoperasikan kartu elektronik," ujarnya.
Kartu transjabodetabek ini didesain secara khusus. Kartu elektronik transjakarta tidak berlaku sebagai alat pembayaran layanan ini.
Bus transjabodetabek merupakan bus yang dibeli dari anggaran yang dikeluarkan oleh Kementerian Perhubungan. Adapun pengoperasiannya diserahkan ke PPD. Sejauh ini, layanan transjabodetabek sudah memiliki 10 unit bus yang melayani rute Ciputat-Blok M.