Akan tetapi, memasuki rapat keempat, suasana di dalam ruangan semakin cair. Antara anggota Pansus dengan Djarot saling melempar candaan. Dalam rapat kali ini, Djarot mengungkapkan Pemprov DKI seringkali tidak mengetahui status aset yang mereka miliki. Sambil bercanda, Djarot bahkan tidak tahu apakah kantor Balai Kota DKI benar bersertifikat atau tidak.
"Jangankan aset yang memang belum jelas. Kawasan cagar budaya Tugu Proklamasi saja, bahkan saya juga tidak tahu apa kantor kita ada sertifikatnya," ujar Djarot, Kamis (13/8/2015).
Anggota Pansus serta anggota rapat lain seperti pihak BPKAD, Inspektorat DKI, perwakilan PT Jakpro dan PT Jakarta Tourindo pun tertawa mendengar ucapan Djarot.
"Lah betul loh, ini penting. Jadi saya belum tahu betul mana yang bersertifikat, mana yang belum," ujar Djarot.
Bahasan rapat hari ini memang membicarakan aset Pemprov DKI yang dilimpahkan ke dua BUMD itu. Akan tetapi, ternyata sebagian asetnya belum selesai sengketa. Bertahun-tahun, aset ini terus menjadi temuan BPK. Sementara, dari pihak BUMD belum dapat menunjukan sertifikat aset yang diserahkan kepadanya. Begitu pula dengan Pemprov.
"Pak, saya mau membantu loh pak. Saya sudah buatkan rangkuman mengenai masalah ini dan bisa kita bahas," ujar anggota Pansus, Dite kepada Djarot.
"Oh iya memang Pansus ini sangat membantu kami kok," ujar Djarot.
Tawa ringan pun kembali pecah di antara kedua belah pihak. Diskusi mengenai temuan ini pun berlangsung dengan lancar. Di pertengahan rapat, Djarot meminta izin untuk meninggalkan rapat lebih dulu. Hal ini karena dia harus menghadiri agenda yang lainnya.
"Saya mohon izin untuk meninggalkan ruang rapat terlebih dahulu, karena sudah ditunggu di agenda lain," ujar Djarot.
"Pak Djarot, tolong sekalian bilang ke Pak Ahok dong supaya jangan galak-galak sama saya, pak," ujar Wakil Ketua Pansus, Prabowo Soenirman.
Kemarin, Prabowo memang sempat ditantang oleh Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama untuk mengaudit harta yang dimiliki Prabowo. Hal itu diucapkan setelah Prabowo melontarkan pernyataan akan memanggil Ahok (sapaan Basuki) untuk menjelaskan soal temuan BPK.
Mendengar pesan dari Prabowo, tawa kembali pecah di ruang rapat. Melihat hal ini, Ketua Pansus BPK Triwisaksana beranggapan bahwa Djarot akhirnya memahami Pansus bertujuan untuk membantu Pemprov DKI menyelesaikan masalahnya. Dia pun berharap hal ini akan membawa perbaikan pada hasil audit anggaran DKI di tahun mendatang.
"Saya kira karena ini sudah pertemuan keempat dan Pak Wagub sudah lihat sendiri bahwa kita ini banyak membantu, salah satu anggota pansus, Pak Dite Abimanyu bahkan memberikan rangkuman dan solusi. Kami juga tidak dalam kapasitas meminta pertanggungjawaban tapi membantu. Ke depannya kami harap hasil audit DKI bisa naik kelas jadi WTP (wajar tanpa pengecualian)," ujar Triwisaksana.