Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesal Disuruh Pasang Badan, Tersangka Kasus Perkosaan Serahkan 2 Rekannya

Kompas.com - 16/08/2015, 05:37 WIB
Tangguh Sipria Riang

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Budi (22), tersangka kasus pemerkosaan terhadap TA (16), seorang siswi SMA, mengaku kesal karena merasa dimanfaatkan kedua temannya, Medi (22) dan Ali (22). Kedua pemuda itu meminta Budi pasang badan dengan mengaku sebagai pelaku tunggal kasus pemerkosaan itu.

"Saya diminta pasang badan oleh Medi. Saya diminta ngaku sudah memerkosa TA," kata Budi di Mapolda Metro Jaya, Sabtu (15/8/2015).

Budi menceritakan, Medi sempat mengajaknya bertemu untuk membicarakan masalah tersebut. Namun, dalam pertemuan itu, Budi diminta untuk mengaku sebagai pelaku tunggal kasus pemerkosaan terhadap TA. Medi, lanjut Budi, berjanji akan menanggung biaya hidup keluarganya jika akhirnya dia ditangkap dan dipenjara.

"Saya bertemu dengan Medi. Dia bilang, jika saya sendiri yang masuk penjara, maka dia dan Ali akan menanggung hidup keluarga saya selama saya ditahan," ujar Budi.

Upaya Medi membujuk Budi untuk mengaku sebagai pelaku tunggal muncul setelah ia menerima surat panggilan untuk diperiksa sebagai saksi dalam kasus ini. Saat diperiksa polisi, Medi dan Ali membantah telah terlibat dalam kasus pemerkosaan tersebut. Akibat kurang bukti, polisi akhirnya melepaskan kedua pria itu.

Meski demikian, polisi kemudian mengembangkan penyelidikan hingga akhirnya menemukan Budi yang diduga ikut terlibat. Polisi kemudian melayangkan surat panggilan pemeriksaan sebagai saksi untuk Budi.

"Saat itu, yang terima surat (panggilan) ibu saya. Ibu bilang supaya saya jujur dan mengatakan apa adanya. Terlebih lagi, saya juga merasa telah dimanfaatkan supaya ngaku," ujar Budi.

Maka dari itu, di hadapan polisi, Budi dengan terbuka membeberkan kronologi lengkap dari perbuatan tak senonoh yang mereka lakukan. Kasus itu berawal saat ketiga pemuda itu tiba di Klub Prive, Mal FX, Senayan, Jakarta Selatan.

Budi juga dengan rinci membeberkan proses perkenalan hingga pemerkosaan yang dilakukan ketiganya terhadap TA sejak di dalam mobil hingga ke hotel. "Saya punya rekaman pembicaraan saat diajak berunding dengan Medi," tambah Budi.

Pengakuan ini membuat polisi langsung menahan Budi dan Medi. Sementara itu, Ali hingga saat ini masih buron dan sudah masuk daftar pencarian orang (DPO).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com