Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Ibu, Saya Boleh Shalat di Rumah Ini?"

Kompas.com - 22/08/2015, 20:37 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bukan hanya 15 anak-anak Sabang Merauke dari seluruh penjuru Indonesia yang mendapat pengalaman berharga dengan tinggal di Jakarta selama dua minggu. Keluarga Sabang Merauke yang menjadi keluarga asuh anak-anak itu juga mengalami pengalaman berharga. Salah satunya adalah Kenny, ibu tiga anak yang mengasuh salah satu anak Sabang Merauke asal Bengkulu, Anshori.

Pada hari pertama menyambut Anshori dalam keluarganya, ada satu pertanyaan berkesan yang dilontarkan Anshori terhadap Kenny.

"Ibu, saya boleh shalat di rumah ini?" ujar Kenny menirukan Anshori dalam acara malam perpisahan anak Sabang Merauke di Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (22/8/2015).

Dari pertanyaan itu, Kenny tersentak. Awalnya, dia mengikuti program ini agar bisa mengajarkan kepada anak-anaknya untuk terbuka dengan kedatangan orang lain yang berbeda suku dan agama dengan keluarga mereka. Supaya mereka sekeluarga bisa lebih memahami arti toleransi.

"Dari pertanyaan itu saya ingat. Oh iya yah, kalau kita toleransi ya kita harus sediakan alat-alat sholat itu di rumah kita. Saya sediakan sajadah. Tentu dia boleh shalat di rumah ini," ujar Kenny.

Pelajaran toleransi lainnya muncul dari hal-hal kecil yang tidak pernah Kenny duga. Salah satunya adalah kebiasaan menyantap makanan yang berbeda antara keluarga Kenny dan Anshori. Banyak sekali makanan yang kurang disukai Anshori selama di Jakarta, seperti pecel sampai soto ayam.

Akan tetapi, demi kebersamaan bersama keluarga barunya, Anshori mau memakan itu semua. Kenny bercerita hal-hal positif juga ditularkan Anshori kepada keluarganya. Salah satunya adalah kebiasaan Anshori yang selalu bangun pagi untuk melaksanakan ibadah shalat subuh. Biasanya, Kenny jarang sekali bangun pukul 04.00 WIB.

"Tapi Anshori sudah bangun jam 04.00 WIB. Jadi yang bangunin saya itu suara airnya Anshori di kamar mandi. Saya masih di kamar, Anshori sudah mau shalat," ujar Kenny.

Dia pun mengatakan, Anshori juga perhatian dengan keluarganya. Tidak lupa, setelah melaksanakan shalat subuh, Anshori selalu membantu membangunkan adik-adik barunya yang masih terlelap.

"Saya aja bangunin anak-anak susah. Tapi Anshori sukses bangunkan mereka," ujar Kenny.

Malam ini adalah malam terakhir Anshori berada di Jakarta. Besok dia sudah harus kembali ke kampung halamannya di Bengkulu. Kenny pun berpesan kepada Anshori agar bisa selalu sukses dalam kehidupannya.

"Kami memang berbeda-beda tetapi harus tetap hidup berdampingan," ujar Kenny.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com