Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemilik Kontrakan yang Ditembok Pengembang Mengadu ke Lurah

Kompas.com - 26/08/2015, 08:53 WIB
Tangguh Sipria Riang

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Fahrul (35), pemilik kontrakan di Lubang Buaya yang depannya ditembok pengembang Santosa Residence, mengadu ke Kelurahan Lubang Buaya, Jakarta Timur.

"Kemarin saya sudah bertemu dengan Lurah (Lubang Buaya), pak Fatoni, bersama jajarannya. Ini semua saya perjuangkan demi ibu saya," kata Fahrul kepada Kompas.com, Rabu (26/8/2015).

Dalam pertemuan yang berlangsung pada Selasa sore tersebut, kata Fahrul, dia menceritakan seluruh kejadian yang dialaminya. Mulai dari latar belakang pembelian tanah, hingga awal mula terlibat perselisihan dengan pihak pengembang yang membetoni area di depan kontrakan keluarganya. Termasuk permintaan ganti rugi dari pihak pengembang sebesar Rp 50 juta.

"Saya sudah laporkan semua perihal permasalahan. Nanti, akan ada pertemuan lanjutan dengan pihak pengembang," ucapnya.

Rencananya, pihak kelurahan Lubang Buaya akan kembali memfasilitasi kedua pihak, baik pengembang mau pun perwakilan dari keluarga Fahrul. Sehingga, permasalahan tersebut dapat menemukan solusi terbaik bagi kedua pelaku pihak.

"Pak Lurah sudah agendakan pertemuan kedua, Kamis (27/8/2015) jam 1 siang (pukul 13.00 WIB)," ujarnya. (Baca: Tolak Bayar Rp 50 Juta untuk Pelebaran Jalan, Depan Kontrakan Ditembok)

Sebelumnya, pihak pengembang mengklaim jika pemasangan tembok di depan kontrakan milik keluarga Fahrul, sudah sesuai kesepakatan. Pihak pengembang beralasan bahwa pemagaran tersebut dilakukan agar dapat membatasi lahan milik Santosa Residence dengan tanah warga. 

"Biar nyaman saja. Namanya juga cluster. Dengan adanya pemagaran, supaya tidak ribut dengan warga lain," ujar salah satu petugas Marketing Santosa Residence, Jul Barus.

Akibat pembetonan tersebut, Fahrul merasa dirugikan karena penghuni kontrakan empat pintu milik keluarganya pindah dari sana. Sebab, tembok dengan ukuran tinggi lebar 2x20 meter persegi itu menutupi pintu masuk kontrakan empat pintu yang dikelola ibunya. 

Pemasangan tembok yang dibangun sejak seminggu lalu itu merupakan imbas dari penolakan keluarga Fahrul terkait permintaan dana pelebaran jalan yang dilakukan pengembang sebesar Rp 50 juta.

Padahal sebelumnya, jalan tersebut hanya selebar 1,2 meter sebelum diperlebar menjadi empat meter oleh pengembang. Keluhan Fahrul tersebut diposting di media sosial (medsos). (Baca: Ini Alasan Pengembang Pasangi Tembok Kontrakan Warga di Lubang Buaya)

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Megapolitan
Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Megapolitan
Motor Tabrak Pejalan Kaki di Kelapa Gading, Penabrak dan Korban Sama-sama Luka

Motor Tabrak Pejalan Kaki di Kelapa Gading, Penabrak dan Korban Sama-sama Luka

Megapolitan
Expander 'Nyemplung' ke Selokan di Kelapa Gading, Pengemudinya Salah Injak Gas

Expander "Nyemplung" ke Selokan di Kelapa Gading, Pengemudinya Salah Injak Gas

Megapolitan
Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Megapolitan
Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Megapolitan
Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

Megapolitan
Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com