"Kemarin saya sudah bertemu dengan Lurah (Lubang Buaya), pak Fatoni, bersama jajarannya. Ini semua saya perjuangkan demi ibu saya," kata Fahrul kepada Kompas.com, Rabu (26/8/2015).
Dalam pertemuan yang berlangsung pada Selasa sore tersebut, kata Fahrul, dia menceritakan seluruh kejadian yang dialaminya. Mulai dari latar belakang pembelian tanah, hingga awal mula terlibat perselisihan dengan pihak pengembang yang membetoni area di depan kontrakan keluarganya. Termasuk permintaan ganti rugi dari pihak pengembang sebesar Rp 50 juta.
"Saya sudah laporkan semua perihal permasalahan. Nanti, akan ada pertemuan lanjutan dengan pihak pengembang," ucapnya.
Rencananya, pihak kelurahan Lubang Buaya akan kembali memfasilitasi kedua pihak, baik pengembang mau pun perwakilan dari keluarga Fahrul. Sehingga, permasalahan tersebut dapat menemukan solusi terbaik bagi kedua pelaku pihak.
"Pak Lurah sudah agendakan pertemuan kedua, Kamis (27/8/2015) jam 1 siang (pukul 13.00 WIB)," ujarnya. (Baca: Tolak Bayar Rp 50 Juta untuk Pelebaran Jalan, Depan Kontrakan Ditembok)
Sebelumnya, pihak pengembang mengklaim jika pemasangan tembok di depan kontrakan milik keluarga Fahrul, sudah sesuai kesepakatan. Pihak pengembang beralasan bahwa pemagaran tersebut dilakukan agar dapat membatasi lahan milik Santosa Residence dengan tanah warga.
"Biar nyaman saja. Namanya juga cluster. Dengan adanya pemagaran, supaya tidak ribut dengan warga lain," ujar salah satu petugas Marketing Santosa Residence, Jul Barus.
Akibat pembetonan tersebut, Fahrul merasa dirugikan karena penghuni kontrakan empat pintu milik keluarganya pindah dari sana. Sebab, tembok dengan ukuran tinggi lebar 2x20 meter persegi itu menutupi pintu masuk kontrakan empat pintu yang dikelola ibunya.
Pemasangan tembok yang dibangun sejak seminggu lalu itu merupakan imbas dari penolakan keluarga Fahrul terkait permintaan dana pelebaran jalan yang dilakukan pengembang sebesar Rp 50 juta.
Padahal sebelumnya, jalan tersebut hanya selebar 1,2 meter sebelum diperlebar menjadi empat meter oleh pengembang. Keluhan Fahrul tersebut diposting di media sosial (medsos). (Baca: Ini Alasan Pengembang Pasangi Tembok Kontrakan Warga di Lubang Buaya)