"Dia minta (rekomendasi), ya saya kasih dong. Dulu saya kenal dia saat saya ngisi seminar di Kampus Atmajaya, dia dosen dan ketemu dia sekali, kenal gitu aja sih," kata Basuki, di Balai Kota, Rabu (26/8/2015) malam.
Kemudian, saat Basuki menjadi anggota Komisi II DPR RI dan tengah menyelesaikan urusan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, ada beberapa pihak termasuk buruh tidak menyepakati BPJS Kesehatan. Kemudian, Komisi II saat itu dikenalkan dengan kelompok buruh yang mendukung program jaminan kesehatan dari pemerintah tersebut. Salah satu aktivis buruh yang mendukung program BPJS Kesehatan adalah Surya Tjandra.
"Makanya gila juga nih, konsisten. Dia sebagai aktivis buruh enggak gampang menjual diri dan enggak bela kepentingan siapapun. Kalau enggak ya dibilang enggak bener, dia juga ngerti hukum karena jadi dosen," kata Basuki.
Menurut dia, sebagai aktivis buruh seharusnya Surya sudah bisa kaya raya. Terlebih jika mau membela kepentingan kelompok tertentu. Namun, hal itu tidak terjadi pada Surya.
"Makanya saya kira kita butuh orang yang punya integritas seperti itu dan jujur. Saya kira tim pansel (panitia seleksi) capim KPK juga bisa menilai dia bagaimana," kata Basuki.
Di sisi lain, Surya mengaku meminta rekomendasi kepada Basuki karena ia menilai Basuki merupakan figur ideal yang sejalan dengan visinya memberantas korupsi. Surya menjelaskan, pemberantasan korupsi harus berkorelasi dengan peningkatan kesejahteraan rakyat.
Pengacara publik itu juga mengaku ingin menjadi seperti Presiden Joko Widodo jika nanti terpilih menjadi pimpinan KPK. Dalam arti, ia ingin meniru Jokowi yang tidak memiliki beban dan utang kepada siapapun setelah memenangkan pemilu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.