Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antrean Tak Panjang, Perpanjang STNK di Samsat Pulogadung Hanya 10 Menit

Kompas.com - 03/09/2015, 11:03 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com Wajah Purwanto (58) tampak semringah. Ia senang proses mengurus perpanjangan surat tanda nomor kendaraan bermotor (STNK) mobil miliknya selesai dengan cepat.

Ia tidak perlu menunggu lama ketika mengurus pembayaran pajak kendaraan bermotor (PKB) mobilnya. Hal itu terjadi ketika ia mengurus hal tersebut di Kantor Samsat Kecamatan Pulogadung, Jakarta Timur, Rabu (2/9/2015).

Purwanto tak perlu mengantre lama karena warga yang datang mengurus perpanjangan STNK di Kecamatan Pulogadung tidak sebanyak di Kantor Samsat Jakarta Timur. Warga Pondok Bambu itu hanya perlu menunggu tidak sampai 10 menit.

Layanan Samsat yang berada di Kecamatan Pulogadung berada persis di sebelah Kantor Kas Bank DKI. Kantor Samsat tersebut terdiri dari tiga loket pelayanan, yakni bagian pendaftaran, pengeluaran notice, dan kasir, yang beroperasi dari pukul 08.00 hingga 15.00.

Purwanto pun mengaku senang dengan adanya layanan Samsat di kecamatan. Pasalnya, ia tidak perlu lagi mengantre lama untuk mengurus perpanjangan PKB.

"Prosesnya di sini lebih cepat. Antrenya juga enggak banyak. Ini saya lagi ngurus perpanjangan STNK mobil," ujarnya.

Purwanto mengaku mengetahui layanan Samsat di Kecamatan Pulogadung melalui spanduk saat membayar pajak mobil milik kerabatnya di Kantor Samsat Jakarta Timur yang berada di Kebon Nanas, Jatinegara, Selasa (1/9/2015) lalu.

"Waktu ke sana (Kantor Samsat Jakarta Timur) lihat spanduk kalau ada ini (layanan Samsat di Kecamatan Pulogadung). Lalu, coba ke sini deh biar enggak ngantre lama kalau mau urus," katanya.

Hanya tahunan

Kepala Unit Samsat Jakarta Timur AKP Mulyono menjelaskan, pihaknya melakukan hal tersebut untuk mendekatkan pelayanan ke masyarakat. Terlebih lagi, penambahan volume kendaraan di Jakarta semakin banyak, per harinya bisa mencapai 650-700 kendaraan bermotor.

"Pelayanan Samsat di Keca­matan Pulogadung hanya melayani perpanjangan STNK tahunan saja. Untuk pengurusan pajak lima tahun, tetap harus berada di Samsat induk," ungkapnya.

Adapun untuk pengurusan dimulai dengan pendaftaran dan pemberian formulir oleh petugas Samsat. Setelah formulir diisi, lalu dikembalikan untuk diinput petugas Dinas Pelayanan Pajak agar diverifikasi.

Setelah rampung, warga diminta membayar sejumlah nilai pajak ke kasir melalui Bank DKI. Selanjutnya, petugas akan mencetak notice atau surat setoran pajak daerah sebagai bukti.

"Jadi, kalau enggak antre, prosesnya dua menit juga sudah selesai. Sejauh ini, petugas kami sudah melayani 31 perpanjangan STNK," kata Mulyono.

Sementara itu, Camat Pulo­gadung Ahmad Hariadi menanggapi positif kecamatannya menjadi percontohan dalam sistem pelayanan PKB. Menurut dia, selain lokasi Kecamatan Puloga­dung yang strategis, kantornya juga telah dilengkapi dengan fasilitas dan sistem online yang memadai.

"Kantor kecamatan sini kan luas sehingga diharapkan mampu menampung warga yang datang. Apalagi Pulogadung penduduknya juga padat, kendaraan banyak, jadinya sangat bermanfaat ada layanan Samsat di sini," urainya.

Mulyono menambahkan, untuk wilayah DKI Jakarta, saat ini tercatat ada lima kecamatan yang memiliki layanan Samsat. Hanya saja, baru Samsat Kecamatan Pulogadung yang beroperasi.

Sementara itu, untuk kecamatan lainnya, seperti Penjaringan (Jakarta Utara), Kemayoran (Jakarta Pusat), Kebon Jeruk (Jakarta Barat), dan Pasar Minggu (Jakarta Selatan), pelayanan Samsatnya belum beroperasi. (jhs)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com