Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Kata Pelanggan Ojek Berbasis Aplikasi

Kompas.com - 08/09/2015, 14:17 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pengendara ojek berbasis aplikasi banyak ditemui di seluruh wilayah Jakarta. Dengan berbagai jenis layanan yang diberikan, pelanggan ojek aplikasi pun bertambah.

Bagaimana komentar para pengguna ojek aplikasi dengan layanan saat ini?

Aprilia (26), warga Bekasi, pengguna ojek berbasis aplikasi ini mengaku terbantu dengan layanan ojek aplikasi. Ia biasa menggunakan jasa ojek aplikasi dari Cikunir, Bekasi, hingga Cawang untuk mengakses transportasi ke tempatnya bekerja.

"Saya merasa nyaman, karena di rumah saya enggak ada pangkalan ojek. Dan memang saya suka memakai ojek dari Bekasi ke arah BNN. Soalnya juga murah, diskon cuma Rp 10.000," kata Aprilia kepada Kompas.com, di Jakarta, Selasa (8/9/2015).

Selain karena tarif ojek aplikasi murah, Aprilia merasa nyaman dengan pengojek berbasis aplikasi. Sebab, para pengendara ojek berbasis aplikasi dari pengalamannya cukup ramah. "Selama ini baik-baik aja, alhamdulillah selamat," ujar Aprilia.

Meskipun demikian, ia mengakui aplikasi ojek itu kerap terganggu. Kadang, saat diorder tidak ada respons.

"Pernah enggak bisa diorder, dipencet order enggak bisa, enggak respons. Saya juga enggak tahu. Waktu itu telepon CS-nya juga enggak diangkat," ujar Aprilia.

Sementara itu, Rizky (20), pengguna ojek aplikasi lainnya, mengaku terbantu dengan kemunculan jasa ini. Meski memiliki kendaraan motor sendiri, warga Matraman itu kerap memanfaatkan jasa antar barang dan juga membeli makan dari layanan ojek aplikasi.

Contohnya, ia pernah memanfaatkan ojek aplikasi untuk mengantar dokumen data ke kantornya. Sejauh ini, layanan antar barang berjalan baik.

"Saya pernah titip barang dari Matraman ke Daan Mogot, jaraknya 23 kilo. Aman dan murah cuma Rp 10.000. Tapi memang kalau antar barang ada batasnya, enggak bisa lebih dari 25 kilometer," ujar Rizky.

Tak khawatir

Meski demikian, pekerja swasta itu mengaku pernah mengalami kejadian unik dengan layanan ojek aplikasi. Kala itu, ia memesan makanan. Kebetulan, harga totalnya lebih dari Rp 100.000.

"Nah, waktu itu driver-nya pernah enggak megang duit ngakunya. Dia enggak bisa nalangin, mungkin karena masih baru dan baru beberapa hari narik. Tapi, saya memang sering pakai yang pesan makan karena lebih praktis," ujar Rizky.

Adapun Riska (24), pengguna jasa ojek aplikasi lainnya, mengaku tak khawatir menggunakan jasa ojek aplikasi. Pasalnya, layanan ojek aplikasi menyertakan data driver dan layanan pengaduan.

"Enggak khawatir, kalau ada apa-apa data identitasnya kan jelas. Tinggal laporin aja," ujar warga Kalibata itu.

Ke depannya, Riska berharap layanan ojek aplikasi dapat lebih baik. Misalnya, dengan tambahan layanan massage, ia berharap sang terapis disesuaikan dengan pelanggannya.

"Jadi kalau kayak cewek, ya harus cewek juga terapisnya," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai 'Diviralkan' Pemilik Warteg

[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai "Diviralkan" Pemilik Warteg

Megapolitan
Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Megapolitan
Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Megapolitan
Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Megapolitan
Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com